Senin, 21 November 2011

PENDIDIKAN BAKAT DAN KETERAMPILAN


 Lamhot Turnip
NIM : 309 122 031
Pendidikan menurut UUSPN No. 20 Tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajara agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensinya untuk memilih kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Berkaitan dengan pengertian pendidikan diatas, maka kehidupan suatu bangsa erat sekali kaitannya dengan tingkat pendidikan. Pendidikan bukan hanya sekedar mengawetkan budaya dan meneruskannya dari generasi ke generasi, akan tetapi juga diharapkan dapat mengubah dan mengembangkan pengetahuan.
Reformasi pendidikan sebagai tuntutan perkembangan kualitatif dan pertumbuhan kuantitatif harus berani mengambil keputusan atau merubah strategis dan dari pendekatan kuantitatif sepintas lalu dan dangkal kepada pendekatan kualitatif yang menukik dan mendalam. Penerapan dan pengembangan metodologi yang bobotnya kualitatif harus menjadi pilihan untuk menuntut perubahan atau reformasi pendidikan. Penerapan system pendidikan dan kebijakan pendidikan secara nasional yang mengacu pada pencapaian kualitas sehingga melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas akhlak yang harus menjadi dasar segalanya.
Pendidikan umum, baik sekolah menengah pertama maupun sekolah menengah umum diseluruh tanah air sepertinya mengambang baik kurikulum maupun arahnya kemana peserta didik setelah lulus nantinya. Banyak sekolah – sekolah umum yang mendidik siswanya dan setelah tamat tidak bisa mengarahkan anak didiknya akan bekerja sebagai apa selain daripada yang ingin kuliah atau melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Karena bisa dipastikan, tidak semua lulusan sekolah umum ditingkat sekolah menengah atas untuk berniat mendalami pendidikan selanjutnya ataupun dengan karna alasan perekonomian keluarganya yang menghambat atau tidak mampu menyekolahkan dia.
Apa yang terjadi manakala banyak siswa lulusan sekolah menengah atas tidak memiliki keterampilan khusus maupun memiliki bakat tetapi terpendam didalam implementasinya ditengah masyarakat untuk hidup dalam kehidupannya? Tentu akan sulit bagi dia mencari pekerjaan bukan? Sebagai contoh disuatu masyarakat pedalaman bedirilah sebuah industry atau perusahaan tekstil. Seyogianya pemerintah mendirikan sekolah di daerah tersebut berbasis kepada keterampilan untuk mampu bekerja di perusahaan tersebut. Tetapi pemerintah tetap mendirikan  sekolah menengah atas. Hal ini akan berdampak kepada output atau lulusan dari sekolah tersebut yang tidak memiliki keterampilan dalam perusahaan padahal daerah tersebut memiliki potensi katakanlah industry tersebut. Paling tidak mereka bisa menjadi karyawan bahkan pegawai structural di industry tersebut. Tetapi berhubung karena tidak memiliki keterampilan, maka sulit bagi perusahaan menerimanya. Potensi daerah ada tetapi sumber daya manusia tidak diarahkan ke potensi itu sehingga siapa yang nanti mengembangkannya selaku putra daerah?
Oleh sebab itu pada kesempatan ini penting kiranya mengubah pendidikan yang berlaku saat ini setingkat sekolah menengah atas yang umum menjadi pendidikan yang terspesialisasi seperti pendidikan yang terpadu pada pengembangan bakat dan atau pengembangan keterampilan. Artinya dibutuhkannya sebuah program maupun kebijakan agar pendidikan agar lebih terfokus dan lebih terarah sesuai dengan potensi dan bakat maupun keterampilan yang dimiliki siswa.
Pendidikan bakat khusus cocok untuk jenjang pendidikan sekolah menengah atas. Menurut saya penting di jenjang SMA karna siswa pada jenjang tersebut bakat maupun keterampilan sudah lebih jelas kelihatan dari perilaku dan sikapnya sehari – hari. Kalau seandainya di SMP maupun di SD menurut saya bakatnya belum begitu Nampak bahkan pada masa itu siswa masih labih atau masih mencerminkan sifat kekanak – kanakan sehingga kadangkala bakatnya itu berubah – ubah sesuai dengan apa yang dilihatnya atau disenanginya. Akibatnya kalau semenjak itu sudah ditentukan pendidikan bakatnya dan keterampilannya bisa saja dia salah jalur.
Oleh sebab itu setelah SMP barangkali anak didik sudah mulai mengenali dan  melatih bakat yang ada dalam dirinya. Bakat ( attitude ) mengandung makna sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi ( Potential Ability ) yang masih perlu pengembangan dan latihan yang lebih lanjut. Karena sifatnya masih potensial atau masih laten, bakat merupakan potensi yang masih memerlukan ikhtiar pengembangan dan pelatihan secara serius serta sistematis agar dapat terwujud. Bakat berbeda dengan kemampuan atau ability yang mengandung makna sebagai daya untuk melakukan sesuatu sebagai hasil pembawaan dan latihan. Bakat juga berbeda dengan kapasitas dengan sinonimnya yaitu kemampuan yang dapat dikembangkan dimasa yang akan dating apabila latihan dilakukan secara optimal.
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa bakat masih merupakan masih merupakan suatu tindakan yang dapat dilaksanakan atau akan dilaksanakan. Jadi , bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan, baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus. Bakat umum apabila kemampuan yang berupa potensi tersebut bersifat umum. Misalnya, bakat intelektual secara umum, sedangkan bakat khusus adalah kemampuan yang tanpa potensi tersebut bersifat khusus. Misalnya, bakat akademik, social, dan seni kinestetik.
Dengan bakat, memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu. Tetapi untuk mewujudkan bakat dalam suatu prestasi dibutuhkan latihan, pengetahuan, pengalaman, dan motivasi. Seseorang yang memiliki potensi bakat music tetapi tidak memperoleh kesempatan mengembangkannya, bakat musiknya tidak dapat berkembang dan menonjol dengan baik. Sebaliknya seseorang yang memperoleh fasilitas dan pendidikan music secara baik tetapi tidak memiliki bakat music tidak akan dapat mengembangkan keterampilan music tersebut secara maksimal. Lain halnya seseorang anak yang pada dasarnya memiliki bakat dibidang music dan orangtuanya mendukung, ia akan mengusahakan agar anaknya memperoleh pengalaman untuk mengembangkan bakatnya dan dengan motivasi yang tinggi dapat berlatih sehingga bakatnya berkembang secara maksimal dan memperoleh prestasi.
Orang – orang Tionghoa di kota Medan saya perhatikan sangat tinggi motivasi orang tuanya agar anaknya memiliki keterampilan sesuai dengan bakatnya. Sebagai contoh bakat music, olahraga sepakbola, dan lain – lainya. Orangtua mereka sangat mengapresiasi anaknya dan memberikan kesempatan kepada anaknya untuk ikut bimbingan maupun kursus pada bidang yang digemari anak – anaknya. Bahkan orang tua mereka ikut mengantarkan dan menjemput anak sepulang dari kursus itu katakanlah contohnya music. Sehingga banyak diantara mereka yang memiliki keterampilan diluar dari kecerdasan intelektual yang didapat dari sekolahnya. Tetapi, sebaliknya bagi orang – orang pribumi di Kota Medan tidak begitu besar niat orangtuanya untuk hal – hal tersebut terhadap anak – anaknya. Bahkan anak – anaknya dibiarkan begitu saja berkembang tanpa arahan maupun control orang tuanya. Alhasil banyak bakat yang tidak dikembangkan tidak tersalurkan sehingga melakukan prilaku menyimpang seperti mencoret – coret tembok sebagai wujud bakat seni, menjadi pengamen dan lain – lainnya.
Bakat khusus adalah kemampuan bawaan berupa potensi khusus dan jika memperoleh kesempatan berkembang dengan baik akan muncul sebagai kemampuan khusus dalam bidang tertentu sesuai potensinya. Individu yang memiliki bakat khusus dibidang fisika misalnya, apabila memperoleh kesempatan untuk mengembangkannya secara optimal disertai motivasi yang tinggi akan memiliki kemampuan khusus dan prestasi yang menonjol di bidang fisika.
Conya semiawan dalam Utami Munandar ( dalam buku PPD 2011:50 ) mengklasifikasikan jenis – jenis bakat khusus baik yang berupa potensi maupun yang sudah terwujud menjadi lima bidang yaitu :
1.      Bakat akademik khusus
2.      Bakat kreatif – produktif
3.      Bakat seni
4.      Bakat kinestetik / psikomotorik
5.      Bakat social
Termasuk ke dalam bakat akademik khusus misalnya bakat untuk bekerja dalam angka – angka, logika, bahasa, dan sebagainya. Bakat khusus dalam bidang kreatif – produktif artinya bakat untuk menciptakan sesuatu yang baru dengan ide – idenya agar tercipta benda yang baru atau disebut inovasi juga. Contohnya, menghasilkan teknologi baru dan sejenisnya. Bakat khusus dalam bidang seni misalnya mampu mengaransemen music dan sangat dikagumi, mampu menciptakan lagu hanya dalam 30 menit serta mampu melukis dengan sangat indah dalam waktu singkat dan sebagainya. Bakat khusus kinestetik / psikomotorik misalnya berbakat di dalam sepakbola, bulu tangkis, dan keterampilan tekhnik lainnya. Adapun bakat khusus dalam bidang social misalnya mampu mencari koneksi atau link, sangat mahir berkomunikasi dalam organisasi, dan sangat mahir dalam hal kemimpinan.
Bakat sebagai potensi masih memerlukan pendidikan dan latihan agar suatu kinerja dapat dilakukan pada saat yang akan dating. Ini memberikan pemahaman bahwa bakat khusus sebagai potensial ability untuk dapat terwujud sebagai kinerja atau prilaku nyata dalam hal prestasi yang menonjol, masih memerlukan latihan pengembangan lebih lanjut.
Setiap orang atau individu tentunya memiliki potensi yang dibawa sejak lahir yang dapat dikembangkan. Potensi ini yang masih banyak tersimpan dan belum berkembang. Tugas pendidikan adalah menarik keluar, membawa keluar potensi – potensi yang dimiliki anak. Artinya membina dan mengembangkannya sehingga menjadi realita atau kenyataan. Suatu realita yang termanifestasi dalam wujud – wujud keberhasilan pendidikan.
Tugas pendidik dalam pendidikan adalah membimbing, memimpin dan mengarahkan anak didik atau siswa dalam pertumbuhannya agar menjadi manusia yang dapat berdiri sendiri atas tanggung jawab sendiri. Kegiatan pendidikan yang dilaksanakan melalui hubungan pendidikan antara pendidik dan peserta didik merupakan upaya yang istimewa dan unik. Istimewa karena dengan pendidikanlah manusia dipersiapkan untuk menjalani kehidupannya, dibukakan jalan untuk mengembangkan kehidupannya, serta diarahkan dan dimungkinkan untuk mencapai tujuan kehidupannya. Unik karena mengandung cirri – cirri yang khas yang tidak terdapat pada kegiatan – kegiatan yang lain dan sifatnya selalu situasional.
Pendidikan merupakan pemberdayaan sumber daya manusia. Makna pendidikan adalah memberikan kebebasan kepada seseorang untuk mengembangkan dirinya sendiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Kekakuan harus ditembus dengan memberikan kebebasan kepada peserta didik. Artinya  bahwa pembelajaran atau pendidikan formal yang di tingkat SMA secara umum sepertinya mengalami kekakuan. Oleh sebab itu, peserta didik tidak dapat berkreasi atau inovatif karena memang tidak didukung oleh kurikulum sekolah. Sekolah umum yang mempelajari semua bidang pelajaran, sepantasnya diganti menjadi pembelajaran hanya beberapa saja yang mendukung satu tujuan supaya lebih focus. Kebebasan diberikan kepada per=serta didik untuk memilih jurusan sesuai potensinya. Namun kebebasan yang dilakukan bukan kebebasan tanpa kendali. Kebebasan itu harus dibarengi dengan tanggung jawab, sehingga kebebasan yang bertanggung jawab menjadi kebiasaan dia.
Dalam aktivitas pemberdayaan, diarahkan untuk memberikan kebebasan kepada seseorang untuk mengembangkan pribadi yang meliputi kemapuan berpikir, melakukan tindakan, mengembangkan gagasan, bersikap bijak dan membuat keputusan.
Pada hakikatnya, pendidikan itu bukan pendidikan yang membentuk, bukan pula untuk menciptakan seperti yang diinginkan, tetapi pendidikan itu cenderung menolong atau membantu dalam arti luasnya. Arti membantu adalah membantu menyadarkan anak tentang potensi atau bakat yang ada padanya, membantu mengembangkan potensi secara optimal, memberikan pengetahuan dan keterampilan, memberikan latihan-latihan, memotivasi untuk terlibat di dalam pemngalaman-pengalaman yang berguna serta mengarahkan bila ada penyimpangan dan meningkatkan intensitas proses pembelajaran.
Sekolah sebagai salah satu tempat dilaksanakannya pendidikan berfungsi sebagai sarana latihan sebagai upaya belajr menghadapi masalah kehidupan, penemuan-penemuan ilmu pengetahuan yang barui secara cepat diadopsi sekolah untuk dapat dipelajari peserta didik. Sehubungan dengan hal tersebut, pendidikan akan berorientasi pada berbagai keterampilan yang dibutuhkan dalam masyarakat. Oleh sebab itu, peserta  didik adalah lulusan yang siap pakai dan handal nantinya.
Ketrampilan-ketrampilan tersebut, disiapkan dengan baik, sehingga manakala dia berada di suatu daerah atau masyarakat, dia mampu mengimplementasikan ketrampilan tersebut secara maksimal. Karena banyak potensi-potensi local yang belum tersentuh dan ini perlu digali. Katakanlah ktrampilan dalam mengolah cendramata khas suatu daerah, trampil dalam bidang mesin, trampil dalam membawa acara, trampil menjahit dan menghitung dan yang lainnya.
 Belajar ketrampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakan-gerakan motorik yakni yang berhubungan dengan urat-urat sayaraf dan otot-otot. Tujuannya untuk memproleh dan menguasai ketrampilan jasmani di bidang tertntu. Dalam belajar jenis ini,pelatihan intensif amat diperlukan. Termasuk belajar dalam jenis ini misalnya belajar olahraga, music, menari, melukis, memperbaiki benda-benda elektronik dan juga sebagaian materi pelajaran agama seperti ibadah dan lainnya. Dengan demikian, pendidikan dibutuhkan kepada keterampilan tersebut karena memang butuh pelatihan intensif dan teratur sangat diperlukan.
Dibutuhkannya pendidikan bakat dan ketrampilan agar lebih terarah output dari sekolah itu. Sekolah tentunya dapat mempersiapkan keahlian-keahlian tertentu yang sangat dibutuhkan masyarakat. Oleh sebab itu, pendidikan dapat diartikan sebagai usaha untuk mempersiapkan peserta didik semaksimal mungkin untuk dapat mengikuti perubahan zaman dan dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya.
Sehubungan dengan hal di atas, bakat akan dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar pada bidang-bidang tertentu. Penting untuk orang tua dan guru serta pihak lain mengenali bakat dan ketrampilan apa yang dimiliki seorang anak sehingga dia bisa berprestasi nantinya kinerja akademiknya atau prestasi belajarnya.
Dengan demikian, saya menyarankan agar pendidikan yang selama ini bersifat umum menjadi perhatian khusus dari pemerintah agar pendidikan itu diarahkan lebih jelas. Ada beberapa hal yang saya simpulkan manfaat sekolah berbasis pengembangan bakat dan ketrampilan diantaranya :
1.      Sekolah yang berbasis pengembangan bakat atau ketrampilan akan lebih focus arah dan tujuannya.
2.      Peserta didik akan lebih mampu berkarya sesuai bidang keahlianya.
3.      Mempermudah untuk peserta didik mencari pekerjaan sesuai bidang keahlianya.
4.      Peserta didik akan tangguh menghadapi perkembangan zaman karena ada keahlian khusus yang dimilikinya dan bisa dikembangkannya.
Adapun kekurangan dari sekolah atau pendidikan pengembangan bakat dan ketrampilan yakni :
1.      Butuh waktu dan proses untuk mengklasifikasikan anak atau peserta didik ke dalam bakat sesuai potensinya.
2.      Dibutuhkannya pendidik-pendidik handal dan juga spesifikasi sesuai bidang keahlian.
Pendidikan bakat dan ketrampilan ini tentunya mengarahkan peserta didik yang mampu menghadapi tantangan zaman, mampu berkreasi dan inovasi.

*penulis adalah mahasiswa semester 5 jurusan pendidikan antropologi Unimed
Referensi :
-tim pengajar. 2011. Filsafat pendidikan. Medan : unimed
-tim pengajar. 2011. Perkembangan peserta didik. Medan: unimed
-muhibinsyah. 2009. Psikologi pendidikan. Bandung: remaja Posdakarya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar