Kamis, 24 November 2011

CERMIN PENDIDIKAN INDONESIA MASA KINI


Nama              : Juni Andi Sinaga
Nim                 : 309 122 029
M.Kuliah        : Filsafat Pendidikan

 A.    PENGERTIAN PENDIDIKAN
            Dalam bahasa Belanda pendidikan berasal dari kata Ofvooden yang artinya adalah memberi makan. Menurut pemahaman mereka sesuatu yang diberi makan akan tumbuh  dan berkembang. Selain makanan jasmani, rohani perlu juga diberi agar manusia mengalami perkembbangan. Makanan rohani yang dimaksudkan adalah pendidikan dan pengajaran berupa pemberian pengetahuan, latihan, dan pemberian. Kemudian dalam  bahasa inggris, pendidikan adalah Education yang artinya adalah the process of training and developping the knowledge, skill, mind, character,etc by formal schooling, teaching,and training. Artinya pendidikan harus mampu memberi pengembangan moral atau kepribadian, karakater atau sikap anak-anak yang meliputi berbagai kecerdasan yang dapat dikembangkan dalam kehidupan anak-anak sebagai manusia.
            Kemudian dalam arti luas pendidikan meliputi semua perbuatan manusia dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya dan keterampilan kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkan agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah. Artinya pendidikan adalah usaha secara sengaja dari orang tua untuk mempagaruhi dan maningkatkan ke dalam tahap dewasa ayang selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moril dari segala pebuatanya.
            Jadi dalam hal ini dapat kita simpulkan bahwa pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja akan tetapi lebih ditekankan pada proses pembinaan kepribadian anak didik secara menyeluruh sehingga anak menjadi dewasa. Dari uraian dan pengertian diatas dapat dinyatakan bahwa pada dasarnya pendidikan adalah usaha manusia (pendidik) untuk dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab membimbing anak-anak (peserta didik) mencapai kedewasaan. Dari batasan-batasan pendidikan yang dijelaskan diatas maka dapat dikatakan bahwa perumusan yang baik harus mengandung sekurang-kurangnya unsur berikut ini :
·         Adanya bentuk pendidikan itu : berentuk usaha, pertolongan, bantuan, bimbingan, pelayanan ataupun pembinaan.
·         Adanya pelaku pendidikan : orang dewasa, guru sebagai pendidik, orang tua, pendeta/pemuka agama, pemuka masyarakat,ataupun pemimpin ornganisasi.
·         Adanya sasaran pendidikan : orang yang belum dewasa, anak didik, peserta.
·         Adanya sifat pelaksanaan pendidikan,. Dengan sadar, dengan sengaja, penuh tanggung jawab, sistematis,dengan secara terencana.
·         Adanya tujuan yang ingin dicapai ; manusia susila, kedewasaan, manusia yang patriot, atau warga yang bertanggung jawab.

B. REALITAS PENDIDIKAN INDONESIA SAAT INI
Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman. Perkembangan zaman selalu memunculkan persoalan-persoalan baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Bab ini akan mengkaji mengenai permasalahan pokok pendidikan, dan saling keterkaitan antara pokok tersbut, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangannya dan masalah-masalah aktual beserta cara penanggulangannya
Apa jadinya bila pembangunan di Indonesia tidak dibarengi dengan pembangunan di bidang pendidikan?. Walaupun pembangunan fisiknya baik, tetapi apa gunanya bila moral bangsa terpuruk. Jika hal tersebut terjadi, bidang ekonomi akan bermasalah, karena tiap orang akan korupsi. Sehingga lambat laun akan datang hari dimana negara dan bangsa ini hancur. Oleh karena itu, untuk pencegahannya, pendidikan harus dijadikan salah satu prioritas dalam pembangunan negeri ini.
Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Ini dibuktikan bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun. Kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Indonesia memiliki daya saing yang rendah Dan masih menurut survai dari lembaga yang sama Indonesia hanya berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia.
Yang kita rasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan didalam mutu pendidikan. Baik pendidikan formal maupun informal. Pendidikan memang telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia untuk pembangunan bangsa. Oleh karena itu, kita seharusnya dapat meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan sumber daya manusia di negara-negara lain. Setelah kita amati, nampak jelas bahwa masalah yang serius dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenjang pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal. Dan hal itulah yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan yang menghambat penyediaan sumber daya menusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi pembangunan bangsa di berbagai bidang.
Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah efektifitas, efisiensi dan standardisasi pengajaran. Hal tersebut masih menjadi masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya. Adapun permasalahan khusus dalam dunia pendidikan yaitu:
(1). Banyaknya yang menjadikan pendidikan menjadi sarana bisnis
(2). Rendahnya sarana fisik,
(3). Rendahnya kualitas guru,
(4). Rendahnya kesejahteraan guru,
(5). Rendahnya prestasi siswa,
(6). Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan,
(7). Mahalnya biaya pendidikan.

Paragraf diatas merupakan sebuah kutipan dari sebuah tulisan yang dibuat mengenai masalah pendidikan di indonsia saat ini yang semakin carut marut. Memang betul apa yang dikatakan penulis tersebut bagaimana saat ini kita lihat sistem pendidikan indonesia yang saat ini semakin mengalami kemunduran. Jika kita ingat jaman dulu bahwa banyak tenaga0 tenaga pendidik indonesia yang dipanggil keluar negeri puntuk dijadikan tenaga pengajar salah sattunya adalah Malaysia. Banyak tenaga pengajar indonesia yang mengajar di Malaysia pada tahun 70-an. Namun saat ini keadaan sudah terbalik, saat ini justru orang indonesialah yang pergi ke Malaysia untuk menimba ilmu. Hal ini tentu sudah menunjukkan bukti kemunduran pendidikan indonesia. Mengapa hal ini bisa terjadi?? Siapa yang bertanggung jawab akan samua hal ini. Mungkin kita bisa saja menuduh pemerintah yang kurang memperhatikan kualitas pendidikan indonesia . betapa tidak angggaran yang diberikan pemerintah untuk menungkatkan pendidikan indonesia hanya sebesar 20% dari jumlah APBN. Padahal pendidikan adalah sebuah hal yang paling intim untuk melahirkan sumber daya manusia  yang unggul yang nantinya akan membawa negara ini ke arah yang lebih baik. Selanjutnya dapat pula kita lihat saat ini masih banyaknya sarana dan prasarana pendidikan indonesia yang masih dibawah kategori layak. Baru-baru ini sering kita saksikandi televisi banyak sekolah yang ambruk dan mengancam nyawa para siswa yang sedang melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bagaimana siswa dapat belajar dengan situasi yang nyaman dan konsentrasi jika mereka harus ikut takut akan ancaman robohnya gedung sekolah yang mereka pakai.

Pendidikan Sebagai Gengsi dan Peluang Bisnis
            Mengecap pendidikan hinggga ke jenjang yang lebih tinggi memang merupakan impian dari sebagian besar masyarakat. Semakin tinggi jenjang yang dilalui oleh sesorang maka akan semakin besar peluang kerja yang ia dapatkan dan semakin besar pula peluang untuk menduduki sejumlah jabatan akademik yang menghasilkan abyak uang. Terlepas dari itu juga banyak juga yang memandang pendidikan itu sebagai gengsi dilingkungan kerja seperti kantor maupun lembaga lainnya. Jika ada sesorang yang sudah menyandang gelar Doktor (S3) maka ia akan dianggap sebagai orang yang jenius dan memiliki potensi yang briliant yang dibandingkan dengan yang belum menyandang gelar tersebut. Padahal hal ini belum tentu benar dalam kenyataannya.
            Dalam mencapai gelar tentu seseorang harus mengikuti pendidikan formal untuk mendapatkan gelar yang diberikan oleh lembaga tersebut. Dalam hal ini ada kategori-kategori lembaga pendidikan yang menjadi pilihan-pilihan favorit para peserta didik. artinya nama dari tempat ia mengecap pendidikan pun akan menjadi sebuah pengaruh yang besar terhadap bobot gelar yang ia dapat dan berpengaruh dalam proses pencarian kerja yang dilakukan. Oleh karena itu banyak orang yang berebut kursi kuliah di sejumlah universitas yang ada. Hal ini memberi kesempatan bagi oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab untuk memanfaatkan hal ini menjadi sumber mata pencaharian. Seperti sogok menyogok yang kerap menjadi rahasia umum dalam dunia pendidikan. Banyak pihak yang memanfaatkan nama lembaganya untuk meraup untung. Padahal hal ini sangat berlawanan dengan moral. Dalam hal ini tidak berlaku lagi “siapa pintar dia menang” akan tetapi “siapa punya uang dia menang”. Padahal dalam persaingan masuk suatu perguruan tinggi, satu-satunya yang harus diandalkan adalah otak bukan uang. Jika hal ini terus berlangsung maka ini akan membuat pendidikan indonesia akan mengalami kemunduran. Betapa tidak, orang yang tidak memiliki uang banyak otomatis tidaka akan mampu menikmati pendidikan murah dan padahal ia memilki potensi yang unggul. Lambat laun sumber daya manusia indonesia pun akan berada pada tingkat yang rendah dan tertinggal dari Sumber daya manusia negara lainnya.
            Kemudian ada lagi hal yang  menjadi cermin keburukan pendidikan di Indonesia saat ini yaitu maraknya lembaga yang menawarkan pembelian ijasah palsu. Sesorang yang menyandang gelar tidak perlu lagi harus datang untuk mengikuti kuliah setiap harinya. Akan tetapi ia cukup menyediakan uang yang diminta oleh lembaga yang mengeluarkan ijazah palsu tersebut. Apakah hal ini  tidak menyalahi aturan?? Jawabnya tentu ya. Jadi mengapa ini terus terjadi??. Jawabannya inilah yang sulit untuk kita simpulkan.
            Jika hal ini terus berlanjut maka negara kita akan terus tertinggal dalam persaingan global yang saat ini berada di depan mata. Betapa tidak,karena negara ini akan dikontrol oleh orang-orang yang sebenarnya belum layak untuk memimpin. Untuk mencegah ini maka diharapkan bahwa pemerintah saat ini harus benar-benar memberi perhatian dan pengawasan yang ketat terhadap penyelenggaraan pendidikan indonesia saat ini. Pemerintah harus mampu menyaingi peran swasta dalam bidang pendidikan agar pendidikan saat ini tidak dijadikan bisnis oleh orang -orang yang tidak peduli dengan kualitas pendidikan indonesia saat ini.

Rendahnya sarana fisik
            Dalam  menjalankan proses belajar mengajar sangat lah penting jika kita memperhatikan sarana dan prasarana yang dipakai. Contohnya gedung sekolah,penerangan, fasilitas belajar seperti buku pelajaran. Hal-hal tersebut sangat berpengaruh bagi hasil didikan yang dilakukan. Dalam hal ini di Indonesia keadaanya sangat memprihatinkan terutama di daerah-daerah terpencil. Masih banyak sekolah-sekolah di daerah terpencil yang tidak layak digunakan. Seperti atap yang sudah bocor,bangku dan meja sekolah yang reyot. Salah satunya yang terkenal adalah sekolah di bangka yang di masukkan dalam Film Laskar Pelangi. Bagaimana kita memandang hal ini apakah kita akan terus membiarkan hal ini terjadi??

Rendahnya Kualitas Guru
Keadaan guru di Indonesia juga amat memprihatinkan. Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasny. Bukan itu saja, sebagian guru di Indonesia bahkan dinyatakan tidak layak mengajar. Kelayakan mengajar itu jelas berhubungan dengan tingkat pendidikan guru itu sendiri. Data Balitbang Depdiknas (1998) menunjukkan dari sekitar 1,2 juta guru SD/MI hanya 13,8% yang berpendidikan diploma D2-Kependidikan ke atas. Selain itu, dari sekitar 680.000 guru SLTP/MTs baru 38,8% yang berpendidikan diploma D3-Kependidikan ke atas. Di tingkat sekolah menengah, dari 337.503 guru, baru 57,8% yang memiliki pendidikan S1 ke atas. Di tingkat pendidikan tinggi, dari 181.544 dosen, baru 18,86% yang berpendidikan S2 ke atas (3,48% berpendidikan S3). Walaupun guru dan pengajar bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan pendidikan tetapi, pengajaran merupakan titik sentral pendidikan dan kualifikasi, sebagai cermin kualitas, tenaga pengajar memberikan andil sangat besar pada kualitas pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya.

Rendahnya Kesejahteraan Guru
Rendahnya kesejahteraan guru mempunyai peran dalam membuat rendahnya kualitas pendidikan Indonesia. idealnya seorang guru menerima gaji bulanan serbesar Rp 3 juta rupiah. Sekarang, pendapatan rata-rata guru PNS per bulan sebesar Rp 1,5 juta. guru bantu Rp, 460 ribu, dan guru honorer di sekolah swasta rata-rata Rp 10 ribu per jam. Dengan pendapatan seperti itu, terang saja, banyak guru terpaksa melakukan pekerjaan sampingan. Ada yang mengajar lagi di sekolah lain, memberi les pada sore hari, menjadi tukang ojek, pedagang mie rebus, pedagang buku/LKS, pedagang pulsa ponsel.

Rendahnya Prestasi Siswa
Dengan keadaan yang demikian itu (rendahnya sarana fisik, kualitas guru, dan kesejahteraan guru) pencapaian prestasi siswa pun menjadi tidak memuaskan. Sebagai misal pencapaian prestasi fisika dan matematika siswa Indonesia di dunia internasional sangat rendah.Anak-anak Indonesia ternyata hanya mampu menguasai 30% dari materi bacaan dan ternyata mereka sulit sekali menjawab soal-soal berbentuk uraian yang memerlukan penalaran. Hal ini mungkin karena mereka sangat terbiasa menghafal dan mengerjakan soal pilihan ganda.

Kurangnya Pemerataan Kesempatan Pendidikan
Sementara itu layanan pendidikan usia dini masih sangat terbatas. Kegagalan pembinaan dalam usia dini nantinya tentu akan menghambat pengembangan sumber daya manusia secara keseluruhan. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dan strategi pemerataan pendidikan yang tepat untuk mengatasi masalah ketidakmerataan tersebut.

Mahalnya Biaya Pendidikan
Pendidikan bermutu itu mahal. Kalimat ini sering muncul untuk menjustifikasi mahalnya biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk mengenyam bangku pendidikan. Mahalnya biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT) membuat masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Orang miskin tidak boleh sekolah. Pendidikan berkualitas memang tidak mungkin murah, atau tepatnya, tidak harus murah atau gratis. Tetapi persoalannya siapa yang seharusnya membayarnya? Pemerintahlah sebenarnya yang berkewajiban untuk menjamin setiap warganya memperoleh pendidikan dan menjamin akses masyarakat bawah untuk mendapatkan pendidikan bermutu. Akan tetapi, kenyataannya Pemerintah justru ingin berkilah dari tanggung jawab. Padahal keterbatasan dana tidak dapat dijadikan alasan bagi Pemerintah untuk ‘cuci tangan’ dan tidak peduli dengan masalah pendidikan di indonesia. Karena pada dasanya dana bukan hal yang utama dalam melaksanakan pendidikan yang baik. Bisa saja pemerintah pandai dalam membagi-bagi anggaran agar seimbang dan adil dan tidak ada kesenjangan yang jauh antara satu anggaran dengan anggaran yang lainnya. Caranya adalah mengurangi gaji pejabat untuk menaikkan sedikit anggaran untuk pendidikan.

C.KESIMPULAN
Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini memang masih sangat rendah bila di bandingkan dengan kualitas pendidikan di negara-negara lain. Hal-hal yang menjadi penyebab utamanya yaitu efektifitas, efisiensi, dan standardisasi pendidikan yang masih kurang dioptimalkan. Masalah-masalah lainya yang menjadi penyebabnya yaitu:
  1. Rendahnya sarana fisik,
  2. Rendahnya kualitas guru,
  3. Rendahnya kesejahteraan guru,
  4. Rendahnya prestasi siswa,
  5. Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan,
  6. Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan,
  7. Mahalnya biaya pendidikan.
Mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan sistem pendidikan, dan meningkatkan kualitas guru serta prestasi siswa merupakan solusi yang baik untuk digunakan untuk mengatasi masalah-masalh yang dibicarakan diatas.Perkembangan dunia di era globalisasi ini memang banyak menuntut perubahan kesistem pendidikan nasional yang lebih baik serta mampu bersaing secara sehat dalam segala bidang. Salah satu cara yang harus di lakukan bangsa Indonesia agar tidak semakin ketinggalan dengan negara-negara lain adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikannya terlebih dahulu.
Dengan meningkatnya kualitas pendidikan berarti sumber daya manusia yang terlahir akan semakin baik mutunya dan akan mampu membawa bangsa ini bersaing secara sehat dalam segala bidang di dunia internasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar