Senin, 28 November 2011

LANDASAN PENDIDIKAN PADA PERKEMBANGAN MORAL ANAK DIDIK


Nama              : Hotnida Simanjuntak
Nim                 : 309 122 025
M.Kuliah        : Filsafat Pendidikan


A.                Latar Belakang

Jika kita berbicara tentang moral ,kita lebih dulu menyelidiki bagaimana kehidupan bangsa kita yang mengalami krisis moral yang hampir menyelimuti seluruh kehidupan manusia . Dimana moral bangsa yang sudah buruk.Hal ini tampak dari banyaknya penyelewengan yang di lakukan oleh manusia akibat moral yang kurang baik dan telah pudar.KKN masih marak dimana mana ,ledakan bom,teror meneror bom menjadi kebiasaan.Dan kekerasan di anggap sebagai salah satu cara yang paling baik dalam menyatakan ketidakpuasan..Dan pada saatnya, perkembangan manusia telah mengalami kemajuan yang menggantungkan kehidupan manusia pada bidang perindustrian dan hedonisme. Dengan orientasi hidup tersebut, moralnya pun mengalami kemunduran perlahan-lahan. Nilai-nilai kehidupan manusia pun mengalami perubahan, terutama dalam interaksi manusia dengan lingkungannya. Berbicara sesuka nya tanpa memperdulikan bagaimana perasaan orang lain

 Para pengamat pendidikan mengatakan ,mentalitas korup yan melanda masyarakat Indonesia terjadi karena adanya kesalahan dalam bidang pendidikan. Anak didik di arahakan mengejar kecerdasan intelektual(IQ)dengan mengukur prestasi berdasarkan peringkat.Sementara kecerdasan emosi (EQ)  yang mengarahkan anak untuk menghargai proses,kejujuran dan etika tidak di perhitungkan sebagai bagian dari prestasi. Kualitas kemanusiaan selalu berkenaan dengan nilai-nilai moralitas yang teraplikasi dalam kehidupan nyata, baik dalam kehidupan individual dan sosial, maupun dalam bentuk hubungan dengan alam dan Penciptanya. Situasi serta kondisi bangsa Indonesia saat ini begitu kacau dimana orang yang melakukan praktik korupsi, kolusi dan nipotisme serta melakukan pelanggaran-pelanggaran hukum kelas kakap merupakan mereka yang berwawasan, berintellektual, dan berpendidikan tinggi. Hal ini karena intellektual dan pendidikan yang tinggi ini tidak diimbangi dengan karakter jujur dan bersih. Pada titik ini agama dapat menempatkan posisinya dengan penjaga gawang norma dan nilai-nilai keimanan, kejujuran, serta menumbuhkan karakter-karakter bangsa yang kuat, bersih, dan adil.

Moral merupakan salah satu masalah terbesar dalam pembangunan masyarakat Indonesia. Dilema buruknya moral bangsa Indonesia menjadi salah satu penyebab sulit berkembangnya bangsa ini untuk keluar dari masalah krisis. Memang agak jauh jika mencoba mencari titik temu antara perbaikan kesejahteraan masyarakat dengan perbaikan moral masyarakat. Namun jika moral/akhlak masyarakat dan pemimpin bangsa Indonesia baik, bukan tidak mungkin tingkat kesejahteraan masyarakat menjadi meningkat. Menumpuknya persoalan bangsa ini tidak lepas dari perilaku kotor sejumlah elit poitik. Banyaknya kasus korupsi menjadi indikator bahwa moral bangsa ini sudah dibawah titik terendah

Kita perlu mengetahui  bahwa moral itu penting untuk kita sadari terutama untuk pembangunan mental bangsa kita.Karena pengertian yang jelas dari sesuatu akan memberikan dorongan yang kuat untuk hidup sehari-hari, pengertian yang jelas tentang moral dengan sendirinya akan mendorong kita kepada kehidupan kesusilaan yang tinggi.Dan kita harus mengetahui bahwa kesusilaan yang tinggi adalah moral dasar dalam pembangunan dan kehidupan bangsa.
Kata moral berasal dari bahasa latin Mores.Mores berasal dari kata mos yang berarti kesusilaan ,tabiatatau kelakuan .Moral dengan demikian dapat di artikan ajaran kesusilaan.Moralitas berartihal mengenai kesusilaan. Dalam kamus bahasa indonesia dari W.J.S.Poerwadarminto terdapat keterangan bahwa moral adalah ajaran tentang baik  buruk  perbuatan dan kelakuan sedangkan etika adalah ilmu pengetahuan asas-asas akhlak (moral).Dari keterangan tersebut dapat di tarik kesimpulan bahwa moral mempunyai pengertian yang sama dengan kesusilaan .memuat tentang baik buruknya perbuatan.Jadi perbuatan itu dinilai sebagai perbuatan yang baik atau perbuatan yang buruk .Penilaian itu menyangkut perbuatan yang dilakukan dengan sengaja .Memberikan penilaian atas perbuatan dapat di sebut memberikan penilaian etis atau moral. Jadi intinya sasaran dari moral itu adalah keselarasan dari perbuatan manusia dengan aturan aturan yang mengenai perbuatan perbuatan manusia itu. Untuk itu saya mencoba membahas mengenai perkembangan moral manusia itu sedalam dalamnya menggunakan landasan filsafat.

B.Pembahasan

            Manusia yang menghendaki hidup yang damai ,aman tentran ,nyaman ,dan penuh kepuasan ,serta sejahterah ,modal dasarnya terletak pada kadar serta bobot moral (akhlak) yang melekat pada dirinya .Menjadi individu yang dewasa dan berakhlak mulia bukan merupakan suatu proses yang mudah dan sederhana .Hal tersebut menuntut perjuangan yang sungguh sungguh dari lingkungan pendidikan (keluarga,sekolah,masyarakat dan pranata pranata lainnya ).

Dalam diktat Moral (akhlak) mulia itu harus terintegrasi dalam totalitas kehidupan manusia itu yang meliputi ,mulia dalam berucap, mulia dalam bergaul,mulia dalam bergagasan ,mulia dalam bekerja ,mulia dalam berbisnis ,mulia dalam berpolitik,mulia dalam bergaul ,mulia dalam bermasyarakat (Nursid sumaatmadja.2002:53) Ada dua pendapat umum mengenai motivasi seseorang melakukan perbuatan moral. Pendapat pertama menyatakan bahwa perbuatan moral muncul karena ada dorongan dari dalam diri seseorang, yaitu pengaruh akal dan keinginan. Sedangkan pendapat kedua menyatakan bahwa perbuatan moral muncul karena pengaruh dari luar yaitu motif-motif masyarakat. bahwa agama ,filsafat ,sosial, dan hukum adalah sebagai sumber nilai bagi individu dan masyarakat ,perwujudannya muncul dari perilaku perbuatan serta tindakan manusia dalam bentuk reaksi emosional  intelektual spritual ,sosial,dan ketrampilan terhadap lingkungannya .Tinggi rendahnya kualitas manusia terhadap lingkungannya di pengaruhi oleh kadar dan bobot etika serta moral yang melekat pada diri manusia yang bersangkutan .Kualitas dan bobot dan kadar tersebut kembali kepada pendidikan sebagai proses serta kegiatan yang dialami individu masing masing.Dalam diri manusia  sebagai peserta didik dan hasil dari proses pendidikan yang pada akhirnya menjadi Sumber Daya Manusia .Moral merupakan muara dari mekanisme aliran nilai nilai agama ,filsafat,sosial dan hukum .Oleh karena itu ada lima landasan agama,filsafat,sosial,hukum dan moral merupakan system yang terpadu yang pada hakikatnya merupakan satu kesatuan.

Masalah moral sudah diberikan pada anak-anak pada mata pelajaran agama. Dimana dalam ilmu agama tersebut sang anak dituntut untuk mempunyai pribadi yang bagus dengan akhlak yang terpuji. Namun sama seperti pelajaran PMP/PPKN, hasil dari pendidikan agama tersebut belum terasa memuaskan. Hal ini mungkin lebih disebabkan guru dan murid yang hanya mengejar nilai tinggi dalam pelajaran tersebut, tanpa diimbangi oleh perbaikan moral dan akhlak mulia dari muridnya. Jika kita perhatikan para anak didik sekarang baik yang sudah mahasiswa masih banyak yang berbicara kotor kepada kawannya.Kata kata kasar seperti anjing ,babi ,taik dan lainnya yang masih sulit untuk di ubah .Dan hasilnya itu menjadi suatu kebiasaan yang sulit di ubah karena sudah mengakar dalam kehidupannya .Terus sebagai mahasiswa nantinya yang akan sebagai pendidik dapat juga berbicara demikian baik sengaja maupun tidak.Sehingga hal tersebut harus di hindari supaya Anak didik yang nantinya terjun kemasyarakat dapat mengubah tingkah lakunya .Dampaknya dalam fenmena sekarang ini walaupun anak didik sudah mendapatkan pendidikan akhlak namun masih banyak al hal yang menyimpang yang dilakukan  berkonflik diantaranya tawuran,merokok ,menggunakan narkoba ,melawan guru/orangtua dan lainnya.

Penanaman , pemeliharaan ,dan pembinaan moral pada diri seseorang tidak dapat di lakukan dalam waktu singkat serta terputus putus , melainkan harus di mulai sejak usia dini sampai dewasa dan sepanjang hayat dengan cara berlanjut serta berkesinambungan.Pembinaan perilaku ,sifat dan sikap yang di harapkan melekat pada kepribadian tidak dapat berhasil dalam waktu yang singkat karena proses mental dan psikologi itu bertahap, ber kelanjutan ,berkembang dalam waktu yang lama.Oleh karena itu pembinaannya harus di mulai sejak bayi , bahkan menurut pakar psikologi, perkembangan sudah dimulai sejak bayi dalam kandungan  .Jadi sesuai dengan itu maka calon ibu di waktu mengandung berupaya menciptakan kondisi yang mendukung terhadap pembinaandan pembentukan akhlak atau moral yang dapat mempengaruhi potensi prilaku bayi yang akan lahir.Setidak - tidaknnya  ibu selama mengandung berusaha menjauhkan diri dari perbuatan perbuatan atau tindakan yang kurang mendukung terhadap pembinaan dan pembentukan moral (akhlak) mulia yang mungkin akan mempengaruhi potensi bayi dalam kandungan .Hal ini dilanjutkan dengan pembina akhlak  mulia di sekolah di masyarakat,terutama para pemimpin dan tokoh di tengah tengah masyarakat vsupaya memperhatikan akhlak mulia ,karena tokoh atau pemuka masyarakat terutama para pemimpin adalah panutan dalam kehidupan dan hidup peserta didik.

 Mendasarkan diri pada nilai pertimbanan moral merupakan keharusan  Hal itu dapat di tempuh denan bertindak jujur mengasah nurani,meningalkan pemujaan daging ,tidak melempar tanggung jawab,tidak membiarkan embrio korupsi tumbuh di masyarakatMenjadi seorang pemimpin harus mengikatkan diri pada moralitas yang baik  Hal ini dapat di terapkan bagi anak didik.  Namun bagaimanakah ke depannya jika moral anak didik sudah tidak baik lagi dan di bawa  kemanakah negara kita ini??? . Hal ini tentu perlu di perhatikan oleh tenaga pendidik dan orang tua agar dapat membawa  anak terhadap perkembangan yang positif .Peserta didik di pandang sebagai manusia yang  memiliki kemampuan yang dapat berkembang  dan mmemiliki kemampuan yang dapat berkembang dengan baik apabila di libatkan secara aktif dan dengan penuh semangat dan motivasi dalam aktivitas pembelajaran  Karena itu sejak dini dalam diri peserta didik perlu ditanamkan dan di bina disiplin ,kerja keras dan rasa hormat.

Moral dan kesadaran moral manusia

Dari sejarah pertumbuhan dan perkembangan manusia di ketahui bahwa mengenai masalah moral ,manusia itu berkembang dari pramoral ke bermoral.artinya dari  belum mengetahui moral menjadi memahami atau bermoral.Dari segi psikologi bahwa dalam tingkat perkembangan seorang anak (normal) umumnya mereka itu akan sampai pada sampai pada usia yang di sebutkan morale age tahun tahun dimana anak tersebuttelah mengenal (secara naluriah)bahwa berbohong,mencuri ,telanjangdi muka orang lain berbuat gaduh dan tidak senonoh dan sebagainya semuanya itu dalah perbuatan yang tidak baik,tercela,tidak sopan ini merupakan pada usia 3-5 tahun.Sebab itu bila terdapat seseorang yang telah dewasa tetapi miskin dari segi moral di buktikan dari kelakuannya yang tidak mengenal sopan santun ,jauh dari adat istiadat yang baikmaka dari segi etiks dikatakan bahwa anak tersebut salah didik .Kesalahan utama dengan sendirinya di timpakan kepad ibu yang mengandungnya.Karena sebagiai pendidik pertama  dari anak anaknya .Salah didik ,karena tidak memiliki kesadaran moral.

Kesadaran moral itu sifatnya individual,ukuran kesadaran seseorang tidak sama .Dari pramoral  ke bermoral dengan sendirinya sudah melalui suatu jalur proses perjalanan hidup  salah satunya dapat melalui pengalaman sendiri dan kedua adalah melalui pendidikan.Itu berarti menjadi bermoral itu dapat di capai dengan cara belajar atau mempelajarinya.ini merupakan suatu tuntunan bahwa anak anak tidak bisa di biarkan terus hanya memiliki perbendaharaan moral yang bersifat naluriah tetapi harus ditingkatkan nilainya menjadi seorang yang bermoral karena memiliki kesadaran moral yang tinggi.Pengertian kesadaran moral (moral consciousshess)dalam filsafat mempunyai interpretasi arti yang utuh,bulat tidak terpecah ke dalam interest-interest pribadi.Kesadran moral mengandung nilai yang tertinggi yang seharusnya di miliki oleh setiap pribadi jadi manusia yang bermoral.Konswekuensi psikologis dari adanya kesadaran moral itu ialah bahwa kesadaran moral itu menggugah timbulnya rasa wajib yaitu :
ü  Wajib berbuat baik,wajib tolong menolong,wajib cinta kepada tanah air dan sebagainya
ü  Bahwa kesadaran moral itu menggugah rasa kemanusiaan ,rasa persaudaraan rasa ingin berkorban bagi kepentingan orang lain rasa mau berbuat kebajikan .
ü  Bahwa kesadaran moral itu membangkitkan rasa instropeksi kesediaan memeriksa diri sendiri ,rasa selalu menggap diri serba kekurangan ,penuh dengan dosa,

Sebenarnya rasa instropeksi diri (kesadaran memeriksa diri sendiri  sebenarnya jarang orang yang masih mempunyai waktu ,untuk merenungkan”kejadian dirinya sendiri”,apalagi yang berupa cacat,kekurangan kekurangan ,kesalahan kesalahan atau kejelekan diri sendiri.Kebanyakan instropeksi itu hanya terrah pada mencari kesalahn sendiri , pada perbuatan perbuatan negatif yang mungkin telah di perbuat pada orang lainsengaja ataupun tidak dan dengan menyadari akan adanya kesalahan itu  jiwa ini berjanji pada dirinya sendiri untuk hari hari esokakan berbuat lebih baik.kesadaran mengadakan instropeksi menjadikan seseorang itu bersikap rendah hati sehingga merasa mau untuk mengingat apalagi membangkitkan kebaikan yang pernah di buat bagi orang lain.

Teori Perkembangan Moral

Dalam bukunya the moral judgement of the child (1923)   Teori Piaget menyatakan bahwa kesadaran moral anak mengalami perkembangan dari tahap ke tahap yang lebih tinggi. Yang ,melatar belakangi nya adalah bagaimana pikiran manusia menjadi semakin hormat pada peraturan  Ia mendekati pertanyan itu dari dua sudut pertama kesadaran dari segi peratutan (sejauh mana peraturan di anggap sebagai pembatasan ) dan kedua pelaksanaan peraturan.Bagi anak anak semua peraturan adalah sama ,maka proses perkembangan rasa hormat pada peraturan moral sama jugadengan proses pekembangan rasa hormat pada peraturan bermain kelereng  yang lazim di gunakan anak anak di dunia.Dan jarang di lakukan orang dewasa dan mempunyai peraturan yang jarang di campuri orang dewasa .Orientasi peaturan berkembang dari sikap heteronom bahwa peraturan itu berasal dari luar diri seseorang) Ke sikap yang semakin otonom (bahwa peraturan juga ditentukan oleh objek  yang bersangkutan. Pada tahap heteronom anak-anak beranggapan bahwa peraturan berasal dari luar diri mereka ,bersifat suci harus di hormati dan tidak boleh di ubah oleh para pemain.Pada tahap otonom anak –anak beranggapan bahwa peraturan peraturan merupakan hasil kesepakatan bersama antara para pemain.

Pendidikan Moral Manusia
Manusia adalah komponen penentu utama dalam segala arah kegiatan, karena manusia merencanakan dan memanfaatkan semua potensi dalam dirinya untuk kepentingan manusia lainnya, selain berpotensi bagi mambawa kemakmuran bagi dirinya. Karena itu moral manusia itu  harus di perbaiki agar dapat membawa ke arah yang lebih baik.Manusia dalam hal ini sebagai individu anggota masyarakat, kapabilitas dan kualitasnya secara keseluruhan telah teruji melalui sikap, perilaku, serta kemampuan untuk mencari, menciptakan dan menerapkan cara kerja terus dipertahankan hingga generasi ketiga setelah kemerdekaan dan menjadi anak bangsa yang aktif menopang pembangunan dalam segala lingkup dengan menempatkan diri dalam berpartisipasi, serta mendorong dan memberi arah bagi terwujudnya sosok manusia seutuhnya yang beriman, beretika, berkualitas, potensial, kreatif dan berprestasi serta mampu dan tak kenal menyerah dalam memberikan yang terbaik dari dirinya, guna meningkatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan bangsa, baik dalam skala daerah maupun skala nasional. Pendidikan  moral sebagai wahana yang paling efektif dalam melaksanakan proses pembanguan tentulah berorientasi kepada sifat dan hakikat anak didik sebagai manusia yang berkembang. Usaha-usaha yang dilakukan adalah bagaimana menciptakan kondisi edukatif, memberikan motivasi-motivasi dan stimuli-stimuli sehingga akal dan kecerdasan anak didik dapat difungsikan dan berkembang dengan baik.Seorang individu yang tingkah lakunya mentaati kaidah kaidah yang berlaku dalam masyarakat di sebut baik secara moral dan jika sebaliknya ia di sebut jelek secara moral (immoral).
Dengan demikian moral selau berhubungan dengan nilai nilai akan tetapi tidak semua nilai itu merupakan nilai moral .Ada bermacam macam nilai ;nilai logis (benar-salah),nilai estetis (keindahan ) nilai etika atau nilai moral( baik –buruk).Yang mempunyai nilai moral selalu tindakan manusia yang dilakukan secara sengaja secara mau dan tahu dan tindakan itu secara langsung berkenaan dengan nilai pribadi (person) manusia dan masyarakat manusia .Tindakan yang bersifat moral adalah tindakan yang menjungjung nilai manusia adalah semua tindakan yang menjaga dan menjamin kelangsungan hidup manusia,baik secara individual,maupun dalam kelompok,termasuk  kesehatan,kemerdekaan ,keterjaminan hak- hak asasi.Sebaliknya tindakan yang menghancurkan nilai manusia dan masyarakat itu di sebut immoral (tidak bermoral).Singkatnya semua nilai yang mendukung harkat manusia adalah nilai moral atau etis.Akhlak dan moral bangsa Indonesia kini makin terpuruk. Ini terjadi akibat bangsa ini sudah kebablasan mengartikan dan mengaplikasikan makna demokrasi dan mereka tidak lagi menunjung tinggi nilai-nilai spiritual.Masyarakat kita termasuk para pemimpinnya sudah tidak lagi menjunjung tinggi kemuliaan akhlak dan moral dalam praktik kehidupan sehari-hari.
 Pendidikan tidak mendidik anak mengembangkan budaya proses ,melainkan buday yang serba instan .Mentalitas menyontek,menyogok ,plagiator dllnya menunjukkan rrapuhnya mental anak didik sekarang.Orang tua yang tidak sabar dengan perkembangan anaknya memasukkan ke bimbel,privat atau menyewa guru dengan aaharapan anaknya panadai terkemuka dan dapat bekerja keras tanpa  memperhatikan perkembangan psikologinya .Pendidikan anak yang berbudaya instan menjadi penyebab merajalelanya korupsi artinya berumah bagus ,banyak uang tanpa perlu bekerja keras berarti moral anak dari awal tidak terlatih dengan baik
Dalam pancasila terdapat suatu rangkaian nilai-nilai .Nilai nilai itu adalah nilai nilai moral,karena apabila nilai-nilai itu dilaksanakan,maka harkat manusia indonesia dan bangsa indonesia di jamin,kelangsungan hidup manusia dan bangsa indonesia di mungkinkan.Suatu cabang filsafat yang menyelidiki hal ihwal yang berhubungan dengan moral adalah filsafat moral atau filsafat kesusilaan atau sering juga di sebut sebagai etika .Adapun yang di selidiki etika adalah mengapa dalam diri manusia terdapat suatu kesadaran yang di sebut kesadaran moral,apakah kesadaran moral itu hanya perasaan belaka atau sebenarnya dalam kesadaran moral itu terdapat juga unsur rasionalitasnya; siapa yang menentukan norma-norma moral dan bagaimana norma itu ditentukan; apa atau siapa sebenarnya yang mewajibkan kita untuk berlaku sesuai dengan norma moral atau dengan kata lain, siapa atau apa yang mewajibkan manusia merealisasikan nilai-nilai moral.
Kita harus membedakan etika atau fisafat moral harus dibedakan  dari etiket atau filsafat moral harus di bedakan dari etiket (etiquette =etika kecil) karena etiket adalah kaidah yang menunjukkan  mana yang dianggap sopan dan mana yang tidak sopan dalam lingkungan masyarakat tertentu.Etiket amat tergantung kepada kebudayaan tempatan dan tidak secara hakiki menunjang nilai pribadi manusia dan masyarakat yang dasar seperti kelangsungan hidup ,kemerdekaan ,kebahagiaan dan lain-lain.Secara sederhana belum tentu orang yang tidak sopan (menurut kebudayaan tertentu) sama dengan orang yang immoral.Misalnya saja seorang orang barat menyapa ayahnya dengan nama kecilnya ,bagi orang indonesia hal itu tidak sopan.Tetapi tidak bisa dikatakanbahwa anak itu immoral. Jadi nilai moral itu adalah nilai yang mendukung harkat manusia.Maka kalau kita berbicara mengenai moral sekaligus kita berbicara mengenai manusia sendiri.
. Etika adalah kajian atau pemikiran sistematis, kritis dan mendasar tentang moralitas. Berbeda dengan moral, yang dihasilkan etika bukanlah kebaikan, melainkan suatu pengertian yang lebih mendasar dan kritis. Salah-satu tujuan etika adalah membantu kita mencari orientasi, agar kita tidak hanya ikut-ikutan saja terhadap berbagai pihak yang mau menetapkan bagaimana kita harus hidup. Karenanya, dengan etika diharapkan kita dengan sadar melakukan segala hal perbuatan dan tatacara hidup. Sehingga kita lebih mampu mempertanggungjawabkan kehidupan kita.aat ini, keberadaan etika sangat diperlukan. Bahkan dinyatakan oleh K. Bartens dalam bukunya yang berjudul ’Etika’, saat ini etika sedang naik daun. Masyarakat yang semakin plural, meliputi berbagai suku, bangsa, bahasa, ideologi dan sebagainya. Mereka masing-masing membawa norma-norma moral yang berlainan satu sama lain. Kesatuan tatanan moral hampir tak ada lagi.Kondisi ini diperparah dengan gelombang globalisasi dan modernisasi yang tiada henti. Gelombang modernisasi telah merasuk ke segala penjuru dan pelosok tanah air. Berbagai perubahan dalam masyarakat pun terjadi. Baik dalam penggunaan teknologi yang semakin canggih, maupun cara berfikir masyarakat pun berubah secara radikal. Rasionalisme, individualisme, sekularisme, kepercayaan akan kemajuan, konsumereisme, pluralisme religius serta sistem pendidikan secara hakiki mengubah budaya dan rohani di Indonesia.
              Filsafat moral tidak dapat di pisahkan dari filsafat manusia.Dalam filsafat manusia orang menyelidiki nilai nilai yang terdapat dalam manusia,sehingga jelas bagi kita mengapa manusia itu berharga .Karena itu setiap calon pendidik misalnya mahasiswa calon pendidik moral nantinya bagi anak didiknya harus di berikan pengantar filsafat,dimana diharap pkan flsafat manusia dipahami juga walaupun hanya sekedarnya.Moral Pancasila adalah moral kefilsafatan yang bertitik-tolak dari manusia juga,artinya hasil usaha pikiran manusia yang mengusahakan terjaminnya kelangsungan manusia dan bangsa Indonesia,usaha yang sudah dirintis oleh para pendiri negara kita.Setelah berbicara mengenai moral,merilah kita berbicara mengenai pendidikan moral.Pendidikan moral dapat dirumuskan sebagai:suatu proses yang disengaja di mana para warga muda dari masyarakat dibantu supaya berkembang dari orientasi yang berpusat pada diri sendiri mengenai hak-hak dan kewajiban mereka,ke arah pandangan yang lebih luas,yaitu bahwa dirinya berada dalam masyarakat dan ke arah pandangan yang lebih mendalam mengenai diri sendiri.Dalam pendidikan moral,guru diharapkan membantu anak didik untuk berkembang.Jadi yang diharapkan bukannya supaya guru dapat menanamkan nilai-nilai moral secara indoktrinatif kepada para siswa.Pendidikan moral tidak berarti membeberkan tetapi para sisiwa dengan sendirinya berlaku sesuai dengan nilai-nilai itu.

              Dari pengalaman dapat dilihat bahwa bentuk pendidikan moral yang berisi nasihat-nasihat dan petuah-petuah hanya mendatangkan kebosanan pada PMP.Satu trend dalam pendidikan moral adalah menghindarkan pemaksaan nilai-nilai pada siswa,sebaliknya diusahakan para siswa itu dibimbing melalui suatu proses ke arah nilai-nilai dan hendaknya mereka disadarkan adanya bermacam-macam ide dan argumentasi dalam bidang nilai sebagai rangsangan untuk berfikir .Disini tampak pula bahwa pendidik moral adalah facilitator yang memberi kemudahan dan kemungkinan kepada para siswa untuk dapat berkembang dalam penalaran moral (moral reasoning) dan melaksanakan nilai-nilai norma.Dalam hal perkembangan penalaran moral,dua tokoh pendidikan telah meletakkan dasar yang kemudian dianut oleh para pendidik moral di banyak negara di dunia.Mereka adalah Jean Piaget(1896-1980)dari Swiss dan Lawrance Kohlberg dari Universitas Harvard di Amerika Serikat. Pendidikan Moral Pancasila sebagai salah satu komponen kurikulum yang berorientasi pada tujuan pendikan,bersama komponen yang lain harus dapat mencapai tujuan pendidikan nasional seperti dirumuskan oleh GBHN 1978;meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,meningkatkan kecerdasan dan keterampilan dan mempertinggi budi pekerti,memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan.Tujuan akhirnya adalah agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan.

              Pendidikan Moral Pancasila adalah bahwa pendidikan moral adalah proses yang sengaja di mana para generasi muda dari masyarakat dibantu supaya berkembang dari orientasi yang berpusat pada diri sendiri mengenai hak-hak dan kewajiban mereka,ke arah pandangan yang lebih luas,yaitu bahwa dirinya berada dalam masyarakat dan ke arah pandangan yang lebih mendalam mengenai dirinya sendiri.Dari teori Piaget dan Kohlberg kita tahu bahwa kesadaran moral dan moral reasoning pada anak didik mengalami perkembangan secara bertahap-tahap.Maka pendidikan moral harus memperhatikan fakta itu,jika pendidikan menginginkan hasil yang efektif.Dengan memperhatikan bahwa kesadaran moral dan moral reasoning pada anak didik,berkembang secara bertahap-tahap,maka tidak boleh kita menyamaratakan mereka sejak dari permulaan SLTP sampai akhir SLTA.Penyamaratakan semacam itu hanya akan membuat pendidikan moral tidak dipahami dan mengundang rasa bosan pada mata pelajaran itu..

Kesimpulan

Gejala kemerosotan nilai-nilai akhlak dan moral dikalangan masyarak sudah mulai luntur dan meresahkan. Sikap saling tolong-menolong, keujujuran, keadilan dan kasih sayang tinggal slogan belaka. Bahkan krisis itu telah melanda generasi muda sebagai penerus bangsa. Adanya sikap, tindakan dan perbuatan yang tidak bertanggung jawab ini bila dibiarkan terus, maka tak ayal lagi kalau generasi mendatang akan diliputi kegelapan dan hancurnya tatanan perikehidupan umat manusia. Pengembangan moral anak usia dini dilakukan agar terbentuk perilaku moral. Pembentukan perilaku moral pada anak, khususnya pada anak usia dini memerlukan perhatian serta pemahaman terhadap dasar-dasar serta berbagai kondisi yang mempengaruhi dan menenytukan perilaku moralMasuknya budaya luar bisa dikatakan sebagai penyebab turunnnya moral bangsa Indonesia saat ini. Sebenarnya budaya tersebut tidaklah salah, karena yang salah adalah individu yang tidak mampu menyaring hal-hal yang baik untuk dirinya. Dengan budaya asing yang masuk ke negara kita sekarang ini, banyak orang menganggap bahwa free sex atau materialisme adalah hal yang biasa. Keadaan ini sangat memprihatinkan mengingat banyak remaja yang melakukan hal tersebut dan hal itu yang sering jadi masalah remaja saat ini. Tumbuhnya budaya materialisme juga bisa diliat dari banyaknya orang-orang yang sangat memperhatikan gaya hidup yang terkesan mewah tanpa memperdulikan sekitar dan masa depannya.
Turunnya moral bangsa Indonesia juga diakibatkan oleh perkembangan teknologi saat ini dan hal tersebut bisa kita lihat dengan menjamurnya banyak warnet atau warung teknologi yang memberikan pelayanan terhadap akses internet. Dengan kemudahan ini, banyak orang memanfaatkan fasilitas tersebut untuk mencari gambar atau video porno. Hal ini jika dilakukan terus menerus akan merusak moral bangsa karena pikiran mereka sudah dimasuki oleh doktrin-doktrin barat yang kadang salah tersebut.Keadaan seperti itu tidak bisa dibiarkan saja karena hal itu akan merusak moral bangsa Indonesia dan juga akan membawa buruk bagi perkembangan generasi muda kita. Cara yang paling tepat dalam menanggulangi masalah ini adalah pendidikan dan perhatian dari keluarga. Hal itu bisa diberikan dengan cara pemantapan pendidikan agama, kasih saying yang cukup dan juga keterbukaan.Dan tentunya ini merupakan sebuah tugas yang harus diemban oleh anda para guru sebagai calon tenaga pendidik Indonesia.Norma moral, yang merupakan tolak ukur yang dipakai masyarakat untuk mengukur kebaikan seseorang. Di sini, bobot kebaikan seseorang tidak diukur dari satu segi saja, melainkan sebagai manusia. Termasuk dalam ajaran moral adalah ajaran-ajaran, wejangan-wejangan, khotbah-khotbah, kumpulan peraturan atau ketetapan entah lisan maupun tertulis, tentang bagaimana manusia harus bertindak agar menjadi manusia yang baik. Dalam hal ini, moral bisa diartikan sebagai kumpulan dari norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat.
                 Karena ituperlu dilakukan pelaksanaan pendidikan moral di sekolah, antara lain : 1). Perlunya karakter yang baik untuk menjadi bagian yang utuh dalam diri manusia yang meliputi pikiran yang kuat, hati dan kemauan yang berkualitas, seperti : memiliki kejujuran, empati, perhatian, disiplin diri, ketekunan, dan dorongan moral yang kuat untuk bisa bekerja dengan rasa cinta sebagai ciri kematangan hidup manusia. 2). Sekolah merupakan tempat yang lebih baik dan lebih kondusif untuk melaksanakan proses belajar mengajar. 3).Pendidikan moral sangat esensial untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan membangun masyarakat yang bermoral
                 Pendidikan moral di sekolah diberikan melalui pembelajaran pancasila dan kewarganegaraan (PPKn) dan Pendidikan agama akan tetapi masih tampak kurang pada keterpaduan dalam model dan strategi pembelajarannya Di samping penyajian materi pendidikan moral di sekolah, tampaknya lebih berorientasi pada penguasaan materi yang tercantum dalam kurikulum atau buku teks, dan kurang mengaitkan dengan isu-isu moral esensial yang sedang terjadi dalam masyarakat, sehingga peserta didik kurang mampu memecahkan masalah-masalah moral yang terjadi dalam masyarakat.Untuk mengembangkan ilmu pendidikan yang bercorak indonesia secara valid,terlebih dahulu di butuhkan pemikiran dan perenungan yang mendalam tentang ilmu  dan budaya.Pemikiran dan perenungan itu adalah filsafat yang khusus membahas pendidikan yang tepat .

REFERENSI

Mujiran ,Paulus.2003. Kerikil Kerikil Di Masa Transisi.Yoyakarta:pustaka pelajar
BUKU ETIKA  INDIVIDUAL DALAM LANDASAN FILSAFAT MORAL
TIM PENGAJAR UNIMED.2011.FILSAFAT PENDIDIKAN.DIKTAT:MEDAN
http://www.inoputro.com/2011/06/penanggulangan-degradasi-moral-bangsa-indonesia/
http://myrazan.wordpress.com/2010/02/02/perbaikan-moral-masyarakat-indonesia-sebagai-langkah-awal-menuju-peningkatan-kesejahteraan-masyarakat-indonesia/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar