Kamis, 24 November 2011

Lingkungan Pendidikan dan Prestasi Belajar


Dini Afrianty. Simanungkalit

Pendidikan merupakan masalah yang sangat penting dalam kehidupan. Setiap orang pasti mengalaminya, apalagi dalam masyarakat yang sudah modern seperti sekarang ini. Pendidikan sama sekali tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan, hidup adalah pendidikan dan pendidikan adalah hidup.
Menurut Juan Luis Vives pendidikan  adalah suatu usaha yang sadar yang teratur dan sistematis, yang dilakukan oleh orang-orang yang disertai tanggung jawab untuk mempengaruhi anak agar mempunyai sifat dan target sesuai dengan cita-cita pendidikan.(Amin Dalen Indrakusuma; Pengantar Ilmu Pendidikan, hal. 27)
Menurut pandangan John Dewey didasarkan atas aliran progmatisme pendidikan adalah suatu pengetahuan berdasarkan atas berguna atau tidak bergunanya dalam kehidupan menusia. Apa yang tidak berguna tidak perlu diajarkan di sekolah, sebaliknya apa yang menguntungkan bagi hidupnyalah yang diajarkan. (YB. Suparlan; Aliran-aliran Baru Dalam Pendidikan).
Pendidikan adalah proses yang  berlangsung seumur hidup. Oleh sebab itu, pendidikan merupakan hal mutlak yang harus dipenuhi oleh setiap individu, baik anak-anak, dewasa maupun orang tua. Ada istilah mengatakan “tidak ada kata terlambat untuk belajar”.  Pada dasarnya pendidikan bertugas untuk menyiapkan individu/ anak agar dapat mencapai perkembangannya secara optimal. Seorang anak dikatakan telah mencapai perkembangannya secara optimal apabila ia dapat memperoleh pendidikan dan prestasi belajar yang sesuai dengan bakat, kemampuan dan minat yang dimilikinya
Prestasi dalam belajar merupakan dambaan bagi setiap orangtua terhadap anaknya. Prestasi yang baik tentu akan diperoleh dari proses belajar yang baik juga. Belajar merupakan proses dari sesuatu yang belum bisa menjadi bisa, dari perilaku lama ke perilaku yang baru, dari pemahaman lama ke pemahaman baru. Dalam proses belajar, hal yang harus diutamakan adalah bagaimana anak dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan rangsangan yang ada, sehingga terdapat reaksi yang muncul dari anak. Baik buruknya lingkungan di sekitar anak merupakan faktor utama yang mempengaruhi perkembangan jiwa dan keberhasilan belajar anak .
Lingkungan Pendidikan
Lingkungan secara umum diartikan sebagai kesatuan ruang dengan segala benda,daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya. Menurut Sartain (ahli psikologi Amerika), yang dimaksud lingkungan meliputi kondisi dan alam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes.
Meskipun lingkungan tidak bertanggung jawab terhadap kedewasaan anak didik, namun merupakan faktor yang sangat menentukan yaitu pengaruhnya yang sangat besar terhadap anak didik, sebab bagaimanapun anak tinggal dalam satu lingkungan yang disadari atau tidak pasti akan mempengaruhi anak. Lingkungan sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai alat dalam proses pendidikan dinamakan lingkungan pendidikan.
Menurut Hadikusuma, Lingkungan pendidikan adalah segala kondisi dan pengaruh dari luar terhadap  kegiatan pendidikan Sedangkan lingkungan pendidikan menurut Tirtarahardja dan La Sulo adalah latar tempat berlangsungnya pendidikan.
Fungsi Lingkungan Pendidikan
Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanaya berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal.
Fungsi suatu lingkungan tergantung pada jenis tersebut. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan berfungsi antara lain:
  • Pusat pendidikan formal
  • Pusat kebudayaan
  • Lembaga social

Fungsi seperti ini merupakan fungsi internal, fungsi eksternal antara lain ikut berpatisipasi  membantu keluarga dan masyarakat dalam hal penyelenggaraan pendidikan informal dan non formal.

Keluarga sebagai  lingkungan pendidikan berfungsi memberikan dasar-dasar pendidikan pada anggota keluarga (terutama anak). Dasar pendidikan itu antara lain pendidikan agama,moral etika dan pengetahuan  dasar baik kognitif, afektif maupun psikomotor. Fungsi eksternal keluarga antara lain ikut membantus ekolah dan masyarakat dalam hal penyelenggaraan pendidikan non formal

TRIPUSAT PENDIDIKAN
Menurut Ki Hajar Dewantara lingkungan tersebut meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah an lingkungan masyarakat, yang disebut tripusat pendidikan.
1.      Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama karena manusia pertama kalinya memperoleh pendidikan di lingkungan ini sebelum mengenal lingkungan yang lain. Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang primer dan fundamental sifatnya. Disini anak dibesarkan memperoleh pertemuan-pertemuan dalam belajar yang memungkinkan dirinya untuk berkembang lebih lanjut. Disini pulalah anak pertama kali akan mendapat kesempatan menghayati pertemuan-pertemuan dengan sesama manusia bahkan memperoleh perlindungan yang pertama.  (Aly. H. Gunawan;Kebijaksanaan-kebijaksanaan Pendidikan, hal. 101)
Tujuan Pendidikan Keluarga
Setiap orang tua selalu menginginkan anaknya menjadi orang yang berkembang secara sempurna. Mereka menginginkan anak yang dilahirkan itu kelak menjadi orang yang sehat, kuat, berketrampilan, cerdas, pandai serta beriman.
Sesuai dengan bahasan di atas, bahwa keluarga sebagai lembaga atau lembaga badan pertama dan utama yang terpenuhi oleh kebutuhan jasmani dan rohani, maka pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan dan pengajaran pendahuluan atau persiapan bagi pendidik pada lembaga sekolah atau masyarakat. Dan oleh karena itu, pendidikan dalam rumah tangga harus mempunyai tujuan, yakni  agar anak mampu berkembang secara maksimal.” Hal ini meliputi seluruh aspek perkembangan anak, yaitu perkembangan jasmani, rohani dan akal.

2.      Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah disebut lingkungan kedua dalam pelaksanaan pendidikan anak. Menurut Tulus Tu’u ( 2004:1 ) lingkungan sekolah dipahami sebagai lembaga pendidikan formal, dimana di tempat inilah kegiatan belajar mengajar berlangsung, ilmu pengetahuan diajarkan dan dikembangkan kepada anak didik.
Menurut Nasution ( 2004:14 ), fungsi sekolah antara lain sebagai berikut:
1)          Sekolah mempersiapkan anak untuk suatu pekerjaan.
2)          Sekolah memberikan keterampilan dasar.
3)          Sekolah membuka kesempatan memperbaiki nasib.
4)          Sekolah menyediakan tenaga pembangunan.
5)          Sekolah membantu memecahkan masalah-masalah sosial.
6)          Sekolah menstranmisi kebudayaan.
7)          Sekolah membentuk manusia yang sosial.
8)          Sekolah merupakan alat mentransformasi kebudayaa

3.      Lingkungan masyarakat
Soemardjan dan Soemardi mengatakan bahwa lingkungan masyarakat adalah tempat orang-orang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan ( Ari Gunawan, 2004:4 ). masyarakat merupakan lingkungan pendidikan selain pendidikan dari lingkungan keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini, telah mulai ketika anak-anak sudah mulai lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar dari pendidikan sekolah. Namun orng tua tidak melepas begitu saja, mereka tetap mengontrol perkembangan atau pendidikan yang didapatkannya. Karena pengaruh yang lebih luas di banding dengan lingkungan pendidikan yang lain.
Pengaruh Lingkungan Pendidikan
-         Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan salah satu lembaga yang ikut bertanggung jawab dalam melaksanakan pendidikan yaitu ikut menentukan berhasil atau tidaknya pendidikan anak.Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang utama dan pertama, karena didalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan pendidikan . Dikatakan utama karena didikan dan bimbingan anak itu paling banyak dilaksnakan dalam lingkungan keluarga.
Menurut Ki Hajar Dewantara dalam buku peran pendidikan agama terhadap pemecahan problema remaja mengatakan “In her ver leden light hot heden. In het nuwat warden zat” dengan maksud zaman sekarang dibentuk oleh zaman lampau, masa yang akan datang ditentukan oleh keadaan sekarang.  Ia juga menyebutkan semboyan yang berbunyi “Wie de jengd heeff, heeff de toekomst” maksudnya ialah siapa yang mempunyai remaja, maka hari depan berada ditangannya. (H. Sahilun A. N.;Peranan Pendidikan Agama Terhadap Pemecahan Problem remaja, hal. 15)
Pendapat  di atas mengisyaratkan bahwa orang tua mempunyai peluang yang sangat baik untuk membina anak baik wataknya, kepribadiannya, mentalitasnya maupun intelektualnya untuk masa yang akan datang. Jadi segala tingkah laku perbuatan orang tua yang diketahui oleh anak sudah barang tentu akan ditirunya.
Keluarga adalah suatu lingkungan yang terdiri dari orang-orang terdekat bagi seorang  anak. Banyak sekali waktu dan kesempatan bagi seorang anak untuk berjumpa dan berinteraksi  dengan keluarganya. Perjumpaan dan interaksi tersebut sudah pasti sangat besar pengaruhnya  bagi perilaku dan prestasi seseorang. Kondisi yang harmonis dalam keluarga dapat memberi  stimulus dan respon yang baik dari anak sehingga perilaku dan prestasinya menjadi baik.  Sebaliknya jika keluarga tidak harmonis atau  broken home  akan berdampak negatif bagi  perkembangan siswa, perilaku dan prestasi cenderung terhambat, dan akan muncul masalahmasalah dalam perilaku dan prestasinya
Menurut Slameto siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa:
·             Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya. Orang tua yang kurang/tidak memperhatikan pendidikan anaknya dapat menyebabkan anak tidak / kurang berhasil dalam belajarnya. Mendidik dengan cara memanjakan adalah cara mendidik yang tidak baik, karena anak akan berbuat seenaknya saja, Begitu pula mendidik anak dengan cara memperlakukannya terlalu keras adalah cara mendidik yang juga salah.



·             Relasi Antar anggota Keluarga
Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya. Selain itu relasi anak dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lain pun turut mempengaruhi belajar anak. Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi yang baik di dalam keluarga anak tersebut.
·             Suasana Rumah
Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kajadian yang sering terjadi di dalam keluarga di mana anak berada dan belajar. Suasana rumah yang gaduh/ramai dan semrawut tidak akan memberi ketenangan kepada anak yang belajar. Selanjutnya agar anak dapat belajar dengan baik perlulah diciptakan suasana rumah yang tenang dan tenteram.
·             Keadaan Ekonomi Keluarga
Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis, buku, dll. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang. Jika anak hidup dalam keluarga yang miskin bahkan harus bekerja untuk membantu orang tuanya, akan dapat mengganggu belajarnya. Sebaliknya keluarga yang kaya, orang tua sering cenderung untuk memanjakan anak, anak hanya bisa bersenang-senang saja dan akibatnya kurang dapat memusatkan perhatiannya kepada belajar.
·             Pengertian Orang Tua
Anak belajar perlu pengertian dari orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah. Kadang-kadang anak kurang bersemangat, orang tua wajib memberi pengertian dan mendorongnya, membantu kesulitan yang dialami anak di sekolah
·        Latar Belakang Kebudayaan
 Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar.





-              Lingkungan Sekolah
Sekolah adalah wahana kegiatan dan proses pendidikan berlangsunng. Di sekolah  diadakan kegiatan pendidikan, pembelajaran dan  latihan. Di sekolah nilai-nilai etik, moral,  mental, spiritual, perilaku, disiplin, ilmu pengetahuan dan keterampilan ditanamkan dan  dikembangkan. Oleh karena itu sekolah menjadi wahana yang sangat dominan bagi pengaruh  pembentukan sikap, perilaku dan prestasi  seorang siswa. Sekolah merupakan lingkungan pendidikan yang terstruktur, memiliki sistem dan organisasi yang baik. Apabila sekolah dapat  menciptakan hubungan dan komunikasi yang baik, menggunakan metode pembelajaran yang  aktif-interaktif, mencukupi sarana penunjang pembelajaran, menciptakan suasana tertib dan  disiplin, akan dapat mendorong siswa saling berkompetisi dalam pembelajaran, yang diharapkan  dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi hasil belajarnya.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi hasil belajarnya.
Hambatan terhadap kemajuan studi tidak saja bersumber dari diri siswa, akan tetapi juga bersumber dari sekolah atau lembaga itu sendiri. Sebab-sebab dibawah ini bisa menimbulkan hambatan kemajuan studi antara lain :
a.             Cara memberikan pelajaran.
Cara yang digunakan pengajar dalam memberikan pelajaran dan bimbingan sering sekali besar pengaruhnya terhadap siswa, dalam menyelesaikan studinya. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa ada sebagian pengajar yang memberikan materi pelajaran kurang didaktif, tanpa memperhatikan apakah siswa mengerti dengan materi yang diberikan, tanpa memberikan kesempatan bertanya atau mengemukakan pendapat kepada siswa.

b.            Kurangnya bahan bacaan.
Sering kita temui siswa mengeluh, dikarenakan mereka dituntut dengan sejumlah tugas, dan diwajibkan mmembaca sebagian buku. Dari percakapan mereka dapat ditarik kesimpulan, bahwa siswa bukan tidak sanggup mengerjakan tugas dan bukan tidak mau membaca buku-buku wajib. Akan tetapi kurangnya bahan bacaan atau buku diperpustakaan. Kesukaran ini menyebabkan mengganggu kelancaran proses belajar siswa.
c.             Bahan pelajaran tidak sesuai dengan kemampuan.
Penyusunan bahan pelajaran yang tidak sesuai dengan kemampuan para siswa akan menghambat studi mereka. Ketidak sesuaian ini dapat berarti sesuai dengan taraf pengetahuan mereka.
-         Lingkungan Masyarakat
Masyarakat di sekitar siswa sangat berpengaruh terhadap belajar siswa. Masyarakat yang  terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar dan mempunyai kebiasaan yang tidak baik akan  berpengaruh pada siswa. Siswa akan tertarik untuk berbuat seperti yang dilakukan orang-orang  di sekitarnya. Akibatnya belajarnya terganggu dan bahkan anak akan kehilangan semangat untuk  belajar karena perhatiannya terpusat kepada pelajaran berpindah ke perbuatan-perbuatan yang selalu dilakukan orang-orang di sekitarnya.  Sebaliknya, jika lingkungan anak  adalah orang-orang yang terpelajar yang baik-baik,  mereka mendidik dan menyekolahkan anaknya, antusias dengan cita-cita yang luhur akan masa  depan anaknya, anak juga akan terpengaruh juga ke hal-hal yang dilakukan oleh orang-orang di  lingkungannya, sehingga akan berbuat seperti orang-orang yang ada di lingkungannya. Pengaruh  itu dapat mendorong semangat siswa untuk belajar lebih giat ,Semisal  Keadaan lingkungan . infrastruktur bangunan rumah, suasana sekitar baik akan berdampak baik, dan sebagainya.  Begitu juga Keadaan masyarakat juga menentukan prestasi belajar. Bila di sekitar tempat  tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-orang yang berpendidikan, terutama anak anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak lebih giat  belajar.

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat. Pengaruh-pengaruh itu antara lain sebagai berikut:
1.        Kegiatan Siswa dalam Masyarakat
Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi siswa perlu membatasi kegiatan masyarakat yang diikutinya, kalau perlu memilih kegiatan yang mendukung belajarnya.
2.           Mass Media
Yang termasuk dalam mass media adalah radio, TV, surat kabar, buku-buku, dll. Semuanya itu ada dan beredar dalam masyarakat. Mass media memberi pengaruh yang baik terhadap siswa dan juga terhadap belajarnya. Sebaliknya mass media yang jelek juga berpengaruh jelek terhadap siswa.
3.           Teman Bergaul
Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam jiwanya daripada yang kita duga. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa, begitu juga teman bergaul yang jelek pasti mempengaruhi yang bersifat buruk juga.
4.           Bentuk Kehidupan Masyarakat
Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar, penjudi dan mempunyai kebiasaan yang tidak baik, akan berpengaruh jelek kepada anakyang berada di situ. Sebaliknya jika lingkungan anak adalah orang-orang yang terpelajar akan membawa pengaruh yang baik bagi siswa. Pengaruh itu akan mendorong siswa untuk belajar lebih giat lagi.( Slameto, 2003:70 )

Tanggung jawab masyarakat terhadap pendidikan sebenarnya masih belum jelas, tidak sejelas tanggung jawab pendidikan di lingkungan keluarga dan di lingkungan sekolah. Hal ini disebabkan faktor waktu, hubungan, sifat dan isi pergaulan yang terjadi di dalam masyarakat. Waktu pergaulan terbatas, hubungannya hanya pada waktu-waktu tertentu, sifat pergaulannya bebas, dan isinya sangat kompleks dan beraneka ragam. Meskipun demikian, masyarakat mempunyai peran yang besar dalam pelaksanaan pendidikan nasional. Peran masyarakat itu antara lain menciptakan suasana yang dapat menunjang pelaksanaan pendidikan nasional, ikut menyelenggarakan pendidikan non pemerintah ( swasta ), membantu pengadaan tenaga, biaya, sarana dan prasarana, menyediakan lapangan kerja, membantu pengembangan profesi baik secara langsung maupun tidak langsung ( Fuad Ihsan, 1997:59 ).

Kesimpulan

Lingkungan memberikan pengaruh yang sangat besar dalam pembentukan berbagai sifat, sikap, perasaan, pemikiran dan unsur psikologis lainnya yang sering juga disebut sebagai kepribadian. Manusia sejak lahir memiliki potensi untuk dikembangkan. Tugas pendidikan ini mengantarkan misi yang berpotensi kearah manusia yang seutuhnya yang diingikan, dengan mendayagunakan kesempatan dan sarana yang ada dalam lingkungan hidupnya. Lingkungan pendidikan pertama dan utama adalah keluarga yang merupakan lingkungan terpenting sampai anak mulai masuk sekolah. makin bertambah usia manusia, peranan sekolah dan masyarakat luas makin penting.

Apabila ketiga macam lingkungan tersebut mendukung dan mendorong dalam proses belajar seorang siswa maka akan berdampak baik bagi prestasi belajar individu. Itu berarti lingkungan pendidikan memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Pengaruh lingkungan terhadap prestasi anak hanya ada dua, yakni meningkatkan atau malah menurunkan prestasi itu sendiri.

Jadi Korelasi antara lingkungan pendidikan dan prestasi belajar merupakan korelasi yang positif. Artinya Prestasi belajar anak akan meningkat seiring dengan terciptanya kondisi yang baik dalam lingkungan pendidikan. Demikian sebaliknya, bila lingkungan sekitar anak merupakan lingkungan yang buruk maka akan berdampak buruk pula pada prestasi belajar anak tersebut.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar