Senin, 21 November 2011

GURU DAN PERMASALAHANNYA


NAMA                      :NURLELA       
NIM                           :309422006                                     
MATA KULIAH       :FILSAFAT PENDIDIKAN            

A.Peran Guru dari Masa ke Masa
            Kapan guru itu lahir? kapan guru itu ada?pertanyaan mendasar yang membutuhkan jawaban mendasar pula.guru lahir dan ada semenjak manusia itu ada di muka bumi.karena bagitu manusia itu ada dalam kehidupan ,sesungguhnya proses pendidikan itu terjadi.proses pendidikan dalam arti proses internalisasi dan sosialisasi suatu nilai dari orang dewasa kepada orang yang di anggap perlu menerima suatu nilai .dalam pembahasan ini tentu tidak akan di bahas bagaimana proses pendidikan itu berlangsung dan bagaimana peran pendidik(guru) dalam proses tersebut dari satu zaman ke zaman lain.tulisan ini akan di fokuskan pada bagaimana peranan guru Indonesia dalam bingkai sejarah Negara Republik Indonesia.dari masa penjajahan sampai kealam kemerdekaan dengan berbagai situasi dan kondisi.(KUNANDAR,GURU PROFESIONAL,hal 23.)
1.Peran Guru pada Masa Penjajahan
            Pada masa penjajahan guru tampil dan ikut mewarnai perjuangan bangsa Indonesia.semangat kebangsaan Indonesia tercermin dan terpatri dari para guru pada masa penjajahan tersebut.hal ini dapat kita lihat dari lahirnya organisasi perjuangan guru guru pribumi pada zaman belanda pada tahun 1912 dengan nama persatuan guru hindia belanda .organisasi ini merupakan kumpulan dari guru bantu,guru desa,kepala sekolah dan pemilik sekolah.
            Dengan semangat perjuangan dan kebangsaan yang menggelora ,peran guru pribumi menuntut persamaan hak dan kedudukan dengan pihak belanda.sebagai salah satu bukti dari perjuangan ini adalah kepala HIS yang sebelumnya selalu di jabat oleh orang belanda ,bergeser ke tangan orang Indonesia.semangat perjuangan guru terus bergelora dan memuncak serta mengalami pergeseran cita cita perjuangan yang lebih hakiki lagi,yaitu Indonesia merdeka.
            Pada tahun 1932 Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) berubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI).perubahan nama ini merupakan suatu langkan berani dan penuh resiko karena mengusung nama “INDONESIA” dimana belanda tidak suka dengan kata tersebut yang di anggap mengobarkan semangat kebangsaan.namun,dengan semangat nasionalisme yang tinggi serta dorongan untuk hidup merdeka menjadikan organisasi itu tetap eksis sampai pemerintah Kolonial BELANDA berakhir.
            Ketika pemerintah Kolonial Jepang berkuasa,segala organisasi yang dianggap membahanyakan keberadaan pemerintah kolonial Jepang dilarang.termasuk Persatuan GuruIndonesia (PGI).praktis selama pemerintahan Kolonial JEPANG PGI tidak dapat melakukan aktivitasnya dengan terbuka.
            Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa peran guru pada masa penjajahan sangat penting dan mempunyai nilai yang sangat strategis dalam membangkitkan semangat kebangsaan Indonesia menuju cita cita kemerdekaan.denga peran guru sebagai pengajar dan pendidik yang berhadapan langsung dengan para siswa,maka guru bisa secara langsung menanamkan jiwa nasionalisme dan menekankan arti penting sebuah kemerdekaan bagi bangsa Indonesia.(KUSNANDAR,GURU PROFESIONAL,hal 32)
2.Peran Guru pada Masa Kemerdekaan
            Proklamasi Kemerdekaan 17 Agusttus 1945 menjadika peran guru dalam kehidupan berbangsa,bernegara,dan bermasyarakat lebih terbuka dan maksimal.dengan semangat proklamasi para guru bersepakat menyelenggarakan kongres guru Indonesia yang berlangsung 24_25 November 1945 di Surakarta.dalam kongres tersebut disepakati untuk menghilangkan segala perbedaan latar belakang yang ada pada guru ,sepertyi perbedaan tamatan ,lingkungan pekerjaan,daerah asal,politik,agama dan suku.mereka melebur dalam suasana ke indonesiaan dan sikap mengabdi demi kemajuan bangsa dan Negara Indonesia yang lebih baik dan sejahtera.melalui kongres ini didirikan persatuan guru Republik Indonesia(PGRI)         tepatnya tanggal 25 November 1945.
            PGRI lahir dalam suasana revolusi dimana bangsa Indonesia masih menghadapi sekutu yang ingin mengambil alih kembali Indonesia merdeka.Melalui siaran RRI SURAKARTA.para guru bersatu dan siap mengisi Kemerdekaan dengan tiga tujuan:(1) mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia ;(2) mempertinggi  tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar dasar kerakyatan ;(3) membela hak dan nasib buruh umumnya,dan guru pada khususnya.dari tiga tujuan diatas,dapat disimpulkan bahwa PGRI sangat serius terhadap masalah nasib bangsa ke depan menuju Indonesia merdeka yang sejahtera,adil,dan makmur.
            Dengan kongres guru Indonesia ,maka semua guru yang ada di Indonesia melebur dan menyatu dalam suatu wadah atau Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).kini tidak ada lagi sekat sekat guru karena perbedaan latar belakang guru .melalui organisasi PGRI ,guru Indonesia siap berjuang untuk mengangkat harkat dan martabat guru,sekaligus harkat dan martabat bangsa Indonesia.
            PGRI sebagai organisasi perjuangan,organisasi profesi ,dan organisasi ketenagakerjaan terus mengalami dinamika ,baik yang disebabkan Faktor Internal naupun faktor eksternal.faktor internal terus muncul sering seiiring dengan tuntutan perbaikan nasib guru yang diakui masih sangat rendah.bahkan guru sering diidentifikasi dengan Umar bakrie yang oleh penyanyi IWAN FALS di gambarkan sebagai sosok guru yang serba minim kehidupannya dengan sepeda kumbangnya.sementara itu ,faktor eksternal ,terutama dinamika sosial politik nasional juga ikut mewarnai perjalanan organisasi PGRI,kadang pengaruh itu positif ,tetapi tidak jarang kadang negatif yang menyeret organisasi PGRI ke hal hal yang kurang menguntungkan.Perjuangan PGRI sebagai wadah para guru semaki eksis dengan di tetapkannya kelahiran PGRI 25 NOVEMBER 1945 sebagai hari guru nasional yang diperingati setiap tahun melalui keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994.melalui keputusan Presiden ini, PGRI semakinterbuka lebar untuk berkiprah dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara.namun seiring dengan terbukanya kiprah ini,PGRI pernah terseret kedalam kepentingan penguasa melalui kedekatannya dengan partai politik tertentu,dan sebagai “hadiah”politik PGRI mendapat jatah kursi  di MPR melalui utusan golongan.
            Ketika angin reformasi berhembus dan kran kebebasan  terbuka lebar ,para guru lebih berani berekspresi untuk menyampaikan aspirasinya,terutama menyangkut kesejahteraan.pemandangan yang tidak pernah terjadi dalam orde baru,yakni yang tidak pernah terjadi dalam pemerintahan orde baru,yakni guru berdemonstrasi kini dengan alasan kebebasan dan reformasi guru berani turun kejalan menuntut Menteri Pendidikan Nasional untuk mundur dari jabatannya karena di anggap tidak mampu memperjuangkan nasib guru,kurang memiliki keberanian untuk melakukan proses demokrasi pendidikan nasional ,dan tidak mampu meningkatkan citra birokrasi pendidikan yang berwibawa sebagai salah satu dasar perbaikan system pendidikan nasional(Ki Supriyoko”Oemar Bakrie Menurunkan Menteri” kompas
            Lebih lanjut Ki Supriyoko berpendapat bahwa gaji guru di Indonesia tergolong sangat rendah di bandingkan dengan Negara tetangga apalgi Negara maju,rendahnya gaji guru di sebabkan APBN  yang di alokasikasikan untuk sektor pendidikan masih sangat rendah ,yakni kurang dari 10 persen.dengan alokasi APBN seperti ini rasanya sulit unutk meningkatkan kesejahteraan guru .oleh karena itu,sudah saatnya pemerintah berani mengambil kebijakan unutk menaikkan APBN pendidkan sesuai amanat konstitusi pasal 31 ayat 4 UUD 1945
            Tuntutan akan kesejahteraan guru perlahan  tetapi pasti ternyata direspon pemerintah.namun,tampaknya pemerintah menempatkan peningkatan kesejateraan guru dalam konteks kompetensi.hal ini dapat dilihat dari beberapa indicator,pertama,pencanangan guru sebagai profesi oleh presiden SUSILO BAMBANG YUDOYONO.kebijakan ini adalah suatu langkah maju menuju perbaikan kesejahteraan guru sekaligus tuntutan kualifikasi dan kompetensi guru,guna menjawab tantangan dunia global yang semakin kompleks dan kompetitif.dalam kondisi seperti ini di butuhkan sumber daya manusia yang andal ,dan ini  bisa di hasilkan dari dunia pendidikan yang di kelola oleh guru yang profsional.kedua,ditetapkannya UU Nomor 22 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional.melalui UU ini diatur hak dan kewajiban guru yang muaranya adalah kesejahteraan dan kompetensi guru.ketiga,lahirnya Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan.Peraturan Pemerintah ini juga mensyaratkan adanya kompetensi ,sertifikasi dan kesejahteraan guru.keempat ,UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen yang telah disahkan 6 .Desember 2005.UU ini juga merupakan tiga aspek penting dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia dilihat dari tenaga pendidikdan kependidikan,yakni kualifikasi;sertifikasi dan kesejahteraan.            Kini kesejahteraan guru sudah mulai diperhatikan oleh pemerintah ,bahkan untuk daerah tertentu ,seperi DKI Jakarta kesejahteraan guru sudah di anggap cukup dengan adanya tuntutan kesejahteraan dari PEMDA DKI JAKARTA .sejalan dengan peningkatan kesejahteraan guru di Indonesia,kualifikasi,kompetensi,dan dedikasi para guru sudah saatnya ditingkatkan .para guru harus mampu  mengubah paradigm berfikir dan bertindak dalam menjalankan tugas sebagai pengajar dan pendidik.kedepan guru tidak terjebak pada rutinitas tugas belaka ,tetapi secara terus menerus guru harus mampu meningkatkan kualitas mengajar dan mendidiknya sehingga upaya peningkatan mutu pendidikan dapat tercapai.tanpa perubahan paradigma dari para guru sepertinya sulit dan hampir tidak mungkin mutu pendidikan di Indonesia dapat meningkat.hal ini di sebabkan guru berada di garda terdepan dalam peningkatan mutu pendidikan.
            Oleh karena itu ,di butuhkan ksejahteraan pribadi dan profesional guru yang meliputi,imbal jasa yang wajar dan proporsional ,rasa aman dalam melaksanakan tugasnya ,kondisi kerja yang kondusif bagi pelaksanaan tugas dan suasana kehidupannya,hubungan antar pribadi yang baik dan kondusif,kepastian jenjang karierdalam menuju masa depan yang lebih baik(SURYA,1999).
B.GURU DAN TANTANGAN GLOBALISASI
            Globalisasi telah mengubah cara hidup manusia sebagai individu,sebagai warga masyarakat dan sebagai warga bangsa .tidak seorang pun yang dapat menghindari dari arus globalisasi ,setiap individu di hadapkan pada dua pilihan ,yakni dia menempatkan dirinya dan berperan sebagai pemain dalam arus perubahan globalisasi ,atau dia menjadi korban dan terseret derasnya arus globalisasi.arus globalisasi juga masuk dalam wilayah pendidikan dengan berbagai implikasi dan dampaknya,baik positif maupun negatif.dalam konteks ini tugas dan peranan guru sebagai sebagai ujung tombak dunia pendidikan sangat berperan.
            Tugas dan peran guru dari hari ke hari semakin berat,seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.guru sebagai komponen utama dalam dunia pendidikan  di tuntut untuk mampu mengimbangi bahkan melampaui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang dalam masyarakat .melalui sentuhan guru di sekolah di harapkan mampu menghasilkan peserta didik  yang memiliki kompetensi yang tinggi dan siap menghadapi tantangan hidup dengan penuh keyakinan dan percaya diri yang tinggi.sekarang dan kedepan ,sekolah harus mampu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas,baik secara ke ilmuan maupun sikap mental,oleh karena itu di butuhkan sekolah yang unggul yang memiliki cirri ciri (1) kepala sekolah yang dinamis dan komunikatif dengan kemerdekan memimpin menuju visi keunggulan pendidikan (2) memiliki visi,misi,dan strategi untuk mencapai tujuan yang telah di rumuskan dengan jelas (3) guru guru yang kompeten dan berjiwa kader yang senantiasa bergairah dalam melaksanakan tugas profesionalnya secara inovatif (4) siswa siswa yang sibuk,bergairah dan bekerj keras dalam mewujudkan prilaku pembelajaran,(5) masyarakat dan orang tua yang berperan serta dalam menunjang pendidikan.  (luis V.Gerstener,Jr,dkk,1995  dalam Zainal Akib).
            Beberapa tantangan globalisasi yang harus di sikapi guru dengan mengedepankan profesionalisme sebagai berikut:
1.      Perkembangan ilmu pengetahun dan teknologi yang begitu cepat dan mendasar.dengan kondisi ini guru harus bisa menyesuaikan diri dengan responsif,arif dan bijaksana.
2.      Krisis moral yang melanda bangsa dan Negara Indonesia akibat pengaruh IPTEK dan globalisasi telah terjadi pergeseran nilai nilai yang ada dalam kehidupan masyarakat.nilai nilai tradisional yang sangat menjunjung tinggi moralitas kini sudah bergeser seiring dengan pengaruh iptek dan globalisasi,di kalangan remaja sangat begitu terasa akan pengaruh iptek dan globalisasi .pengaruh hiburan baik cetak maupun elektronik yang menjurus pada hal hal pornografi telah menjadikan remaja tergoda dengan kehidupan yang menjurus pada pergaulan bebas dan materialism.
3.      Krisis sosial seperti kriminalitas, kekerasan,pengangguran dan kemiskinan yang terjadi dalam masyarakat.akibat perkembangan industri dan kaapitalisme maka muncul masalah masalah sosial yang ada dalam masyarakat.tidak semua lapisan masyarakat bisa mengikuti dan menikmati dunia industri dan kapitalisme.
4.      Krisis identitas sebagai bangsa dan Negara Indonesia.sebagai bangsa dan Negara di tengah bangsa bangsa di dunia membutuhkan identitas kebangsaan yang tinggi dari warga Negara Indonesia.semangat nasionalisme di butuhkan untuk tetap eksisnya bangsa dan Negara Indonesia.(KUSNANDAR,GURU PROFESIONAL,38-39)
5.      Adanya perdangangan bebas baik tingkat ASEAN,ASIA FASIFIK,maupun DUNIA. 
HAKEKAT GURU DI PANDANG DARI SEGI FILSAFAT
            Salah satu faktor utama yang menentukan mutu pendidikan adalah guru.gurulah yang berada di garda terdepan dalam menciptakan kualitas sumber daya manusia.guru berhadapan langsung dengan para peserta didik melalui proses belajar mengajar. Di tangan gurulah akan di hasilkan peserta didik yang berkualitas ,baik secara akademis maupun skils,kematangan emosional,dan moral serta spiritual.dengan demikian akan di hasilkan generasi masa depan yang siap hidup dengan tantangan zamanya.oleh karena itu di perlukan sosok guru yang mempunyai kualifikasi ,kompetensi dan dedikasiyang tinggi dalam menjalankan tugas profesionalnya.
            Pendidikan berlangsung di tiga lembaga yang di sebut tripusat pendidikan,yakni keluarga sebagai lembaga pendidikan yang pertama ,dan sekolah sebagai lembaga pendidikan yang kedua,serta masyarakat sebagai lembaga pendidikan yang ketiga.pelaksanaan pendidikan atau pembimbing di tiga lembaga pendidikan tersebut disebut sebagai tenaga pendidik.Orang tua di keluarga atau rumah ,guru di sekolah dan tokoh atau pemuka masyarakat,alim ulama,pemimpin seluruhnya sebagai pendidik.karena itu di harapakan agar para pendidik di tiga lembaga pendidikan tersebut memperhatikan nilai dan norma norma susila sehingga setiap prilaku dan tindakannya memancarkan tindakan yang patut di tiru dan di contoh peserta didik yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan kepribadiannnya.(FILSAFAT PENDIDIKAN dalam diktat.hal 90).sumber:(KUSNANDAR,2007,PT Raja Grafindo Persada,JAKARTA.)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar