Senin, 21 November 2011

“Filsafat Pancasila di Terapkan di Dalam Pendidikan Masyarakat Indonesia”


Nama: Happy Anjalina Sagala
Nim: 309422003
Jurusan: Pend.Antropologi
Mata Kuliah: Filsafat Pendidikan


Dalam mempelajari filsafat Pancasila ada dua hal yang lebih dahulu kita pelajari yaitu Pancasila dan Filsafat mempelajari Pancasila melalui pendekatan sejarah supaya akan dapat mengetahui berbagai peristiwa yang terjadi dari waktu ke waktu di tanah air kita Indonesia peristiwa – peristiwa yang saya maksudkan adalah yang ada sangkut pautnya dengan Pancasila. Melalui pendekatan kami berharap untuk mendapatkan data obyektif dapat menghasilkan kesimpulan yang obyektif pula oleh karena manusia tidak mungkin menghilangkan sikap obyektif sebagai salah satu bawaan kodrat, maka kami bersyukur bila mendapatkan kesimpulan yang obyektif mungkin inter obyektif.
Sejarah Pancasila tidak dapat dipisahkan dengan sejarah bangsa Indonesia itu sendiri karena itu dalam tulisan ini kami mencoba mulai dari masa kejayaan bahwa Indonesia merdeka yang kemidian mengalami penderitaan akibat ulah kolonialisme sehingga timbul perjuangan bangsa Indonesia melawan kolonialisme tersebut kemudian bangsa Indonesia berhasil meproklamasikan kemerdekaan dan berhasil juga menjawab tanatangan tersebut serta mengisi kemerdekaannya itu dengan pembangunnan. Dalam seluruh peristiwa tersebut Pancasila mempunyai peranan penting.
Mengingat hal tersebut pertama tama secara runtun kai kemukakan peristwa penyususnan dan perumusan Pancasila agar mengetahui bagaimana duduk persoalan yang sesungguhnya sehingga masing – masing mendapat nilai yang wajar dan tidak I lupakan. Disamping itu hal kedua yang kami anggap penting adalah pengamalan Pancasila. Kami mengkonstatir bahwa pengmalan Pancasila telah dilakukan pada masa – masa sebelum kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 bahkan juga sebelum masa tersebut.
Dalam pembuatan karya tulis ini dapat penulis rumuskan sebagai berikut: pengertian Filsafat, guna filsafat, fungsi filsafat, pengertian Pancasila, unsur unsur Pancasila dn fungsi unsur – unsur Pancasila. Dan masalah yang di bahas dalam karya tulis ini untuk lebih terarah dan tidak terlalu jauh maka penulis membatasi masalahnya hanya pada arti fungsi dan guna filsafat Pancasila. Istilah filsafat sudah tidak asing lagi di dengarnya istilah ini dipergunakan dalam berbagai konteks tapi kita harus tahu dulu apa itu filsafat dan fungsi filsafat serta kegunaan filsafat dengan uraian yang singkat ini saya mengharapkan agar timbul kesan pada diri kita bahwa filsafat adalah suatu yang tidak sukar dan dapat di pelajari oleh semua orang di samping itu saya menghrapkan agar kita tak beranggapan filsafat sebagai suatu hasil potensi belaka dan tidak berpijak realita dengan cara ini saya mengharapkan dapat menggunakan sebagai modal untuk memepelajari pancasila dari sudut pandang filsafat.
Agara setiap orang yang belum mengetahui tentang pancasila dari sudut falsafat:
a. Di dalam bukunya elements of Philiosofi Kattsott 1963 tentang perenungan filsafat
b. Di dalam bukunya filosofi
c. Selanjutnya mengutip pendapat Van Melsen yang yang intinya adalah menggambarkan flsafat sebagai refleksi di dalam ilmu pengetahuan
d. Di dalam bukunya Perpectivies In Social Philosophy Back 1967
Dan kita menganal filsafat pancasila dari sejarah pelaksanaannya diantara bangsa – bangsa barat tersebut bangsa belandalah yang akhirnya dapat memegang peran sebagai penjajah yang benar – benar yang menghancurkan p\rakyat Indonesia mengingat keadaan perjuangan bangsa Indonesia kita harus mengetahui perjuangan sebelum tahun 1900.
Sebenarnya sejak waktu itu pula mempertahankan kemerdekaan dengan cara bermacam – macam perlawanan rakyat Indonesia untuk menemtang kolonialisme, belanda telah berjalan dengan hebat. Akan tetapi masih berjalan sendiri – sendiri dan belum ada kerja sama melelui organisasi yang teratur
Dan kita harus mengetahui unsur – unsur pancasila yang menjiwai perlawanan terhadap kolonialisme jika pejuangan bangsa Indonesia mengetahui dan teliti dengan seksama maka unsur – unsur pancasila merupakan semangat dan jiwa perjuangan tersebut kita harus menganalisa dalam pembahasan seperti:
1. Apa unsur – unsur ketuhanan dalam penjajahan belanda
2. Unsur kemanusiaan dalam penjajahan belanda yang menghancurkan rakyat indonesia dengan tidak ada perikemanusiaan, suatu siksaaan yang di derota rakyat indonesia
3. Unsur persatuan terhadap penjajahan belanda yang memecah belah persatuan
4. Unsur kerakyatan terhadap penjajahan belanda tentang kebebasan untuk mendapatkan pendidikan dan seolah olah rakyat kecil tidak ada artinya
5. Unsur yang terakhir yaitu keadilan tentang penjajahan belanda tidak ada keadilan untuk mendapatkan kebutuhan kebebasan hak

A.    Pengetian Filsafat
Tulisan ini saya menggunakan istilah pengertian dan bukan definisi. Dalam hal ini ada beberapa pendapat yang antara lain mengatakan bahwa pada hakekatnya sukar sekali memberikan definisi mengenai filsafat, karena tidak ada definisi yang definitif . Sebenarnya pendapat yang demikian ini tidak hanya mengenai filsafat saja akan tetapi juga menganai definisi lain. Terhadap berbagai kata berikut ini misalnya ekonomi, hukum, politik kebudayaan negara masyarakat manusia , juga terdapat definisi itupun bermacam-macam pula.
Oleh karena itu dalam tulisan ini saya ingin mengemukakan pengertian mengenai filsafat dan cirri-ciri berfilsfat, dengan cara ini saya mengharapkan dapat menggunakannya sebagai modal untuk mempelajari Panca Sila dari sudut pandang filsafat.
1. Pengertian menurut arti katanya, kata filsfat dalam Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani terdiri dari kata Philein artinya Cinta dan Sophia artinya Kebijaksanaan. Filsafat berarti Cinta Kebijaksanaan, cinta artinya hasrat yang besar atau yang berkobar-kobar atau yang sungguh-sungguh.
Kebijaksanaan artinya Kebenaran sejati atau kebenaran yang sesungguhnya. Filsafat berarti Hasrat atau Keinginan yang sungguh-sungguh akan kebenaran sejati.
2. Pengertian umum dari pengertian menurut kata-katanya tersebut di atas filsafat secara umum dapat diberi pengertian sebagai ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakekat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran hakekat atai sari atau inti atau esensi segala sesuatu dengan cara ini jawaban yang akan diberikan berupa keterangan yang hakiki. Hal-hal mana sesuai dengan arti filsafat menurut kata-katanya
3. Pengertian khsusu, karena filsafat telah mengelami perkembangan yang cukup lama tentu dipengaruhi oleh berbagai factor, mislanya ruang, waktu, keadaan dan orangnya. Itulah sebabnya maka timbul berbagai pendapat mengenai pengertian filsafat yang mempunyai kekhususannya masing-masing.
Ada berbagai aliran didalam filsafat ada suatu bukti bahwa bemacam-macam pendapat yang khsusu yang berbeda satu sama lain.
Misalnya;
- Rationalisme mengagunggkan akal
- Materialisme mengagunggkan materi
- Idealisme mengagunggkan idea
- Hedonisme mengagunggkan kesenangan
- Stoicisme mengagunggkan tabiat salah
Aliran – aliran tersebut mempunyai kekhususan masing-masing dengan menekankan kepada sesuatu yang dianggap merupakan inti dan harus diberi tempat yang tinggi , misalnya kesenangan, kesolehan, kebendaan, akal dan idea.
Berdasarkan sejara kelahirannya filsafat mula-mula berfungsi sebagai induk atau ibu ilmu pengetahuan. Pada waktu itu belum ada ilmu pengetahuan lain sehingga filsafat harus menjawab segala macam hal, soal manusia filsafat yang membicarakannya, demikian pula soal masyarakat, soal ekonomi, soal negara, soal kesehatan dan sebagainya.
Kemudian karena berkembang keadaan dari masyarakat banyak problem yang tidak dapat dijawab lagim oleh filsafat. Lahirnya ilmu pengetahuan sanggup memberikan jawaban terhadap problem-problem tersebut, misalnya ilmu pengetahuan alam, Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan Ilmu Pengetahuan Kedokteran, Ilmu Pengetahuan Manusia, Pengetahuan Ekonomi dan lain-lain.
Ilmu pengetahuan tersebut lalu berpecah-pecah lagi menjadi lebih khusus. Demikianlah lahirnya berbagai disiplin ilmu yang sangat banyak dengan kekhususannya masin-masing.
Spesialisasi terjadi sedemikian rupa sehingga hubungan antara cabang dan ranting ilmu pengetahuan sangat kompleks. Hubungan-hubungan tersebut ada yang masih dekat tetapi ada pula yang telah jauh. Bahkan ada yang seolah-oleh tidak mempunyai hubungan. Jika ilmu-ilmu pengetahuan tersebutterus bersusaha memperdalam dirinya akhirnya sampai juga pada filsafat. Sehubungan dengan keadaan tersebut diatas filsafat dapat berfungsi sebagai interdisipliner sistim. Filsafat dapat berfungsi menghubungkan ilmu-ilmu pengetauhuan yang telah kompleks tersebut. Filsapat dapat berfungsi sebagai tempat bertemunya berbagai disiplin ilmu pengetahuan

Cara ini dapat pula di gunakan untuk menyelesaikan masalah yang ada. Cara ini dapat saya gambarkan sepertiorang sedang meneliti sebuah pohon wajib meneliti ke seluruh pohon tersebut, ia tidak hanya meperhatikan daunnya, pohonnnya akarnya, bunganya, buahnya dan sebagian lagi, akan tetapi keseluruhannya dalam menghadapi suatu masalah diharapkan menggunakan berbaga disiplin untuk mengatasinya. Misalnya ada problem sosial tentang kenaikan tngkat kejahatan. Hal ini belum dapat di selesaikan dengan tuntas jika hanya menghukum para pelangarnya saja. Di samping itu perlu di cari sebab pokok. Langkah ini mungkin dapat menemukan berbagai sebab yang saling berkaiatan satu sama lain, misalnya adanya tuna karya, tuna wisma, urbanisasi, kelenbihan penduduk, kurangnya lapangan kerja dan sebagainya. Dari penemuan ini dapat kita ketahui bahwa masalah kejahatan menyangkut berbagai disiplin. Oleh karena itu untuk mengatasi hal tersebut harus dilakukan pula oleh berbagai disiplin
Berdasarkan atas uraian diatas, filsafat mempunyai kegunaan sbb.
a. Melatih diri untuk berfkir kritik dan runtuk dan menyusun hasil pikiran tersebut secara sistematik
b. Menambah pandangan dan cakrawala yang lebih luas agar tidak berfikir dan bersifat sempit dan tertutup
c. Melatih diri melakukan peneltian, pengkajian dan memutuskan atau mengabil kesipulan mengenai suatu hal secara mendalam dan komprehensif
d. Menjadikan diri bersifat dinamik dan terbuka dalam menghadapi berbagai problem
e. Membuat diri menjadi manusia yang penuh toleransi dan tenggang rasa
f. Menjadi alat yang berguna bagi manusia baik untuk kepentngan prbadinya maupun dalam hubungan dengan orang lain
g. Menyadari akan kedudukan manusia baik sebagai pribadi maupun hubungan dengan orang lain alam sekitar dan tuhan yang maha esa

Sebelum kedatangan bangsa – bangsa belanda bangsa Indonesia telah mengali sejarahnya yang panjang dengan berbagai liku – likunya. Demikian pula bahwa portugis mendapat perlawanan rakyat Indonesia. Diantara bangsa – bangsa barat tersebut bangsa Belandalah yang akhirnya dapat memegang peranan sebagai penjajah yang benr – benr menghancurkan rakyat Indonesia
Mengingat keadaan yang demikian perjuangan bahwa Indonesia melawan penjajahan belanda dan jepang
1. Perjuangan sebelum tahun 1900
Pada umumnya kita telah mengetahui bahwa bangsa Indonesia telah di tindas dan di cekam oleh penjajah belanda selama tiga setengah abad. Hitungan sejak tahun 1596 yaitu pada waktu orang – orang belanda yang di pimpin oleh Cornelis de Houtman mendarat di Indonesia. Orang – orang belanda bermula berdagang dan di terima baik oleh bangsa Indonesia ternyata dengan sefala daya dan upaya yang penuh kelicikanberusaha menjajah bangsa Indonesia
2. Perjuangan Setelah tahun 1900
Bangsa Indonesia menyadari bahwa untuk mengusir penjajah tidak cukup hanya dengan cara mengadu kekuatan fisik saja akan tetapi perlu adanya cara yang lebihteratur dan terkordinasi serta terpadu. Betapapun ketatnya penjajah engekang bangsa ndonesia untuk menjadi bodoh, namun terbuka juga jalan bagi sekelompokkecil rang ndonesia untuk endapatkan pendidikan

Jika pejuang bangsa Indonesia itu kita teliti dengan seksama maka unsur – unsur Pancasila merupakan semangat dan jiwa perjuangan tersebut diantaranya
a. Unsur Ketuhanan. Pada hakikatnya penjajahan bertentangan dengan ajaran tuhan. Karena penjaahan tidak mengenal cinta kash dan sayang sebagai mana di ajarkan oleh tuhan. Oleh karena itu perlawanan terhadap kolonialisme ada yang di dorong oleh keyakinan melaksanakan tugas – tugas agama
b. Unsur Kemanusiaan. Penjajahan tidak mengenal peri kemanusiaan. Penjajahan pada hakikatnya adalah hendak menemukan kembali nilai – nilai kemanusiaan yang telah di hancurkan oleh penjajah
c. Unsur Persatuan. Di dalam kenyataan memang bangsa Indonesia I pecah- pecah oleh penjajah. Meskipun demikian bangsa Indonesia menyadari bahwa perpecahan akan mengakibatkan keruntuhan sebagaimana semboyan yang berbunyi bersatu kita teguh bercerai kita runtuh. Oleh karena itu bagaimanpun juga persatuan sebagai senjata ampuh tidak hancur sama sekali
d. Unsur Kerakyatan. Kemerdekaan adalah hak segala bangsa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesua denga peri peri keadilan penjajahan bertentangan dengan kemerdekaan dan kebebasan
e. Unsur Keadilan. Iatas sudah di sebutkan bahwa penjajahan tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan. Hal ini terbukti pada pengalaman bangsa Indonesia yang selama I jaah tidak pernah di perlakukan adil. Apalagi untuk mendapatkan pendidikan sebagaimana mestinya sangat di persukar.

Landasan, ada tujuh landasan yang di kemukakan yaitu : landasan hukum, landasan filsafat, landasan sejarah, landasan sosial budaya, landasan psikologi, landasan ekonomi, dan landasan profesionalisme pendidikan. Dalam topik ini lebih fokus ke salah satu landasan yaitu “landasan sosial budaya” dalam pendidikan. Sosial budaya merupakan bagian hidup manusia yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari. Setiap kegiatan manusia hampir tidak pernah lepas dari unsur sosial budaya. Selanjutnya tentang apa yang dikerjakan dan cara mengerjakannya serta bentuk yang diinginkan adalah merupakan unsur dari suatu budaya. Alat untuk bekerja dan cara mengerjakannya dengan baik juga merupakan suatu budaya.
Sosial mengacu kepada hubungan antarindividu, antarmasyarakat, dan individu dengan masyarakat. Unsur sosial ini merupakan aspek individu ssecara alami, artinya aspek itu telah ada sejak manusia dilahirkan. Karena itu aspek sosial melekat pada diri individu yang perlu dikembangkan dalam perjalanan hidup peserta didik agar menjadi matang. Pendidikan mengembangkan aspek sosial, aspek itu sendiri sangat berperan dalam membantu anak itu dalam upaya mengembangkan dirinya. Maka segi sosial ini perlu diperhatikan dalam proses pendidikan.
Aspek budaya inipun sangat berperan dalam proses pendidikan. Malah dapat dikatakan tidak ada pendidikan yang tidak dimasuki unsure budaya. Materi yang dipelajari anak-anak adalah budaya, cara belajar mereka adalah budaya, begitu pula kegiatan-kegiatan mereka dan bentuk-bentuk yang dikerjakan juga budaya. Dengan demikian budaya tidak pernah lepas dari proses pendidikan itu sendiri.
Landasan sosial budaya dalam pendidikan diuraikan secara berturut-turut, yaitu:
1.      Sosiologi dan Pendidikan
2.      Kebudayaan dan Pendidikan
3.      Masyarakat dan Sekolah
4.      Masyarakat Indonesia dan Pendidikan
5.      Dampak Konsep Pendidikan
1.      Sosiologi dan Pendidikan
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara mabusia dalam kelompok-kelompok dan struktur sosialnya. Jadi sosiologi mempelajari bagaimana manusia itu berhubungan satu dengan yang lain dalam kelompoknya dan bagaimana susunan unit-unit masyarakat atau sosial di suatu wilayah serta kaitannya satu dengan yang lain.
Sosiologi mempunyai cirri-ciri sebagai raian berikut :
1.                  Empiris ; sosiologi sebagai ilmu
2.                  Teoritis ; merupakan peningkatan fase penciptaan
3.                  Komulatif ; mengarah kepada teori yang lebih baik
4.                  Nonetis ; menceritakan tentang masyarakat secara fakta, baik atau buruk.
Sosiologi di kaitkan dalam dunia pendidikan sangat dibutuhkan. Pemikiran tentang pendidikan kemasyarakatan, pada abad ke-20 sosiologi memegang peranan penting dalam dunia pendidikan. Dalam bab landasan sejarah telah dijelaskan bahwa akibat aliran liberalisme dan positivisme manusia di dunia tidak pernah merasa hidup damai, yang merangsang munculnya aliran kemasyarakatan dalam pendidikan. Aliran ini berusaha membuat manusia bisa merasa tenang melalui pendidikan. Ini berarti proses pendidikan harus diubah.
Untuk mewujudkan cita-cita, pendidikan sangat membutuhkan bantuan sosiologi. Konsep atau teori sosiologi memberi petunjuk kepada guru-guru sebagaimana seharusnya mereka membina para siswa agar mereka bisa memiliki kebiasaan hidup yang harmonis, bersahabat, dan akrab sesama teman. Para guru dan pendidik lainnya akan menerapkan kosep sosiologi di lembaga pendidikannya masing-masing.
Wuradji (1988) menulis bahwa sosiologi pendidikan meliputi :
1.      Interaksi guru-siswa,
2.      Dinamika kelompok di kelas dan di organisasi intra sekolah,
3.      Struktur dan fungsi system pendidikan,
4.      System masyarakat dan pengaruhnya terhadap pendidikan.
Sosiologi dan sosiologi pendidikan saling terkait. Bagian-bagian sosiologi memberi bantuan kepada pendidikan dalam wujud sosiologi pendidikan;
Pertama-tama : tentang konsep proses sosial, yaitu suatu cara berhubungan antarindividu atau antarkelompok atau individu dengan kelompok yang menimbulkan bentuk hubungan tertentu.
ð  Proses sosial di dalam sosiologi apabila di hubungkan ke pendidikan sangat erat pendekatannya, karena proses sosial di dalam sosiologi terdiri atas :
1.      Imitasi adalah peniruan secara sebagian. Dalam hal ini ada dua sisi yang ditiru seorang peserta didik yaitu sisi positif dan negatif.
2.      Sugesti adalah mempengaruhi. Ini memberikan suatu pengarahan yang untuk mempengaruhi peserta didik dalam kita memberikan pengajaran.
3.      Identifikasi adalah meniru secara keseluruhan. Hal ini memberikan contoh pada seorang peserta didik untuk mengarahkan mereka kearah kesempurnaan.
4.      Simpati adalah menciptakan keperhatian seorang pengajar kepada peserta didik, dan hal ini di perhatikan peserta didik bagaimana si pendidik memberikan sifat moral kepada mereka untuk mengembangkan hubungan akrab antara guru dengan peserta didik.

2.      Kebudayaan dan Pendidikan
Kebudayaan menurut Taylor adalah totalitas yang kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat, dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh orang sebagai anggota masyarakat (Imran Manan, 1989).
Hassan (1983) mengemukakan kebudayaan adalah keseluruhan dari hasil manusia hidup bermasyarakat berisi aksi-aksi terhadap dan oleh sesama manusia sebagai anggota masyarakat yang merupakan kepandaian, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain-lain kepandaian.
Kneller mengatakan kebudayaan adalah cara hidup yang telah dikembangkan oleh anggota-anggota masyarakat (Imran Manan, 1989).
Hassan (1983) mengatakan kebudayaan berisi: Norma-norma, Folkways (kebiasaan, adat, dan tradisi), dan Mores.
Kebudayaan akan berubah terus sejalan dengan perkembangan zaman, percepatan perkembangan ilmu dan teknologi, serta perkembangan kepandaian manusia. Perubahan bersumber dari :
1.      Organisasi ; sesuatu yang baru atau penemuan-penemuan baru. Hasil penemuan akan menggeser atau memperbaharui yang lama.
2.      Difusi ; pembentukan kebudayaan baru akibat masuknya elemen-elemen budaya yang baru ke dalam budaya lama.
3.      Reinterpretasi ; perubahan kebudayaan akibat terjadinya modifikasi elemen-elemen kebudayaan yang telah ada agar sesuai dengan keadaan zaman.

Pendidikan adalah bagian dari kebudayaan. Pendidikan dan kebudayaan mempunyai pengaruh timbale balik. Bila kebudayaan berubah maka pendidikan juga bisa berubah dan bila pendidikan berubah akan dapat mengubah kebudayaan. Di sini tampak bahwa peranan pendidikan dalam mengembangkan kebudayaan sangat besar.
Kerber dan smith (Imran Manan, 1989) menyebutkan ada enam fungsi utama kebudayaan dalam kehidupan manusia yaitu:
1.      Penerus keturunan dan pengasuh anak.
2.      Pengembangan kehidupan berekonomi.
3.      Transmisi budaya.
4.      Meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
5.      Pengendalian sosial.
6.      Rekreasi.
3.      Masyarakat dan Sekolah
Asal mula munculnya sekolah adalah dasar anggapan dan kenyataan bahwa pada umumnya para orang tua tidak mampu mendidik anak mereka secara sempurna dan lengkap. Karena itu mereka membutuhkan bantuan kepada pihak lain, dalam hal ini lembaga pendidikan, untuk mengembangkan anak-anak mereka secara relative sempurna, walaupun cita-cita ini tidak otomatis tercapai.
Hubungan antara lembaga pendidikan dengan masyarakat dapat dibayangkan sebagai selembar kain batik. Dalam hal ini motif-motif atau pola-pola gambarnya adalah lembaga pendidikan dan kain latarnya adalah masyrakat. Motif-motif batik dituangkan di atas kain itu memberi corak keindahan tertentu pada lembaran kain itu. Pola-pola gambar itu membuat batik itu menjadi meningkat kualitasnya dan bertambah tinggi harganya. Bayangkan manakala pola-pola gambar itu tidak berada di atas kain itu, maka pola itu akan berkurang artinya. Begitu pula baik tanpa pola yang menarik, akan menjadi rendah mutunya di mata pembeli. Lembaga pendidikan merupakan bunga bagi masyarakat.
Antara lembaga pendidikan dengan masyarakat terjadi hubungan timbale balik. Pendidikan atau sekolah memberi manfaat kepada masyarakat begitu pula masyarakat memberikan dukungannya kepada sekolah. Hubungan seperti itu jelas menguntungkan kedua belah pihak. Manfaat pendidikan bagi masyarakat adalah untuk meningkatkan peranan mereka sebagai warga masyarakat, baik yang berkaitan dengan kewajiban maupun hak mereka.
Broom (1981) menyebutkan fungsi pendidikan sebagai:
1.      Transmisi budaya.
2.      Meningkatkan integrasi sosial atau bermasyarakat.
3.      Mengadakan seleksi dan alokasi tenaga kerja melalui pendidikan itu sendiri.
4.      Mengembangkan kepribadian.


Pendapat beberapa ahli manfaat sekolah atau pendidikan bagi masyarakat adalah sebagai berikut:
1.      Pendidikan sebagai transmisi budaya dan pelestari budaya.
2.      Sekolah sebagai pusat budaya bagi masyarakat sekitarnya.
3.      Sekolah mengembangkan kepribadian anak di samping oleh keluarga anak itu sendiri.
4.      Pendidikan membuat orang menjadi warga Negara yang baik, tahu akan kewajiban dan haknya.
5.      Pendidikan meningkatkan integrasi sosial atau kemampuan bermasyarakat.
6.      Pendidikan meningkatkan kemampuan menganalisis secara kritis, melalui pelajaran ilnu, teknologi, dan kesenian.
7.      Sekolah meningkatkan alat control sosial dengan member pedidikan agama dan budi pekerti.
8.      Sekolah membantu memecahkan masalah-masalah sosial.
9.      Pendidikan adalah sebagai perubah sosial melalui kebudayaan-kebudayaan baru.
10.  Pendidikan berfungsi sebagai seleksi dan alokasi tenaga kerja.
11.  Pendidikan dapat memodifikasi hierarki ekonomi masyarakat.  

4.      Masyarakat Indonesia dan Pendidikan
Masyarakat Indonesia sekarang sudah sadar akan pentingnya pendidikan untuk meningkatkan hidup dan kehidupan. Anak-anak muda berebut untuk mendapatkan sekolah, walaupun ada sejumlah kasus orang tua menolak menyekolahkan anak dengan dalih untuk membantu mencari nafkah.bagi masyarakat yang tidak lagi berada di bawah garis kemiskinan rata-rata amat berusaha untuk menyekolahkan anak-anak mereka setinggi mungkin. Kalau tidak dapat sekolah atau perguruan tinggi negeri, mereka siap menyekolahkan putra putrinya di sekolah atau perguruan tinggi swasta.
Kini kita telah mengalami pengaruh globalisasi terutama masyarakat Indonesia. Dengan tantangan globalisasi pendidikan juga mempengaruhi masyarakat Indonesia dalam hal berinteraksi mengenai pendidikan dan kebudayaan yang melekat di masyarakat Indonesia sudah merusak jati diri bangsa.
Dalam memperkuat jati diri bangsa, ada hal-hal tertentu yang bisa dilakukan untuk mengurangi atau menhilangkan pengaruh globalisasi terhadap kebudayaan dan kehidupan para remaja. Tindakan-tindakan tersebut antara lain :
1.      Membuat pembatasan kepada media elektronik terutama televise yang sangat berpengaruh kepada kehidupan anak-anak dan remaja, untuk :
a.       Maksimal 50% menayangkan lagu-lagu luar negeri.
b.      Minimal 50% menayangkan kesenian-kesenian daerah.
c.       Hanya menayangkan film aksi/laga yang tidak berbau kekerasan.
d.      Tidak menayangkan film-film yang mengundang erotis.
2.      Mendukung tindakan pemerintah terhadap upaya memerangi perilaku negatif para remaja, seperti :
a.       Memberantas minuman keras dan narkotika.
b.      Mengurangi jumlah klub malam dan mengawasi tindakan-tindakan yang negatif.
c.       Menangkap dan menghukum mereka yang berkelahi.
d.      Di samping itu perlu meningkatkan mutu pendidikan sekolah, luar sekolah, dan keluarga.
e.       Memberikan penyaluran kegiatan yang positif atau pekerjaan yang pantas.


5.      Dampak Konsep Pendidikan
Setelah membahas tentang sosiologi, kebudayaan, masyarakat, dan kondisi masyarakat Indonesia dikaitkan dengan pendidikan, maka dapat disimpulkan konsep pendidikan, sebagai berikut :
1.      Keberadaan sekolah tidak dapt dipisahkan dengan masyarakat sekitarnya, keduanya saling mendukung. Sekolah dapat dijadikan agen pembangunan di masyarakat.
2.      Sekolah perlu membentuk badan kerjasama dengan tokoh-tokoh masyarakat, termasuk wakil orang tua siswa, untuk ikut memajukan pendidikan.
3.      Proses sosialisasi anak dapat ditingkatkan.
4.      Dinamika kelompok dimanfaatkan untuk belajar.
5.      Kebudayaan menyangkut seluruh cara hidup masyarakat yang mempengaruhi pendidikan atau perkembangan anak.
6.      Dengan adanya kebudayaan masa kini, terjadi pergeseran paradigma pendidikan yaitu dari sekolah ke masyarakat luas.
7.      Penertiban kebudayaan perlu diciptakan dengan melaksanakan ;
a.       Menonton tayangan televisi, terutama swasta; lagu luar negeri, kesenian daerah, dan film action tidak berbau kekerasan, dan tidak menayangkan film berbau erotis.
b.      Memberantas kebudayaan yang merusak remaja, misalnya pemakaian narkoba yang bergejolak di kalangan remaja.
8.      Meningkatkan mutu lembaga pendidikan dengan adanya akreditasi.
9.      Materi pelajaran dikaitkan dengan kenyataan yang terjadi di masyarakat.
10.  Metode belajar menerapkan penemuan-penemuan ide baru.
11.  Ujian Negara di ubah menjadi ujian sekolah atau dengan istilah sistem pendidikan sentralisasi berubah menjadi desentralisasi.
Kesimpulan :
Dengan pembahasan yang telah di telaah, dapat di simpulkan bahwa Sosiologi, Kebudayaan, Masyarakat, dan Sekolah dalam Pendidikan saling mempengaruhi. Pengaruh yang di tunjukkan sangat mendukung nilai pembagunan pada diri individu dan umum. Saling keterkaitan masing-masing bidang ini tidak dapat di hilangkan salah satunya, karena tujuannya adalah menghasilkan nilai pembangunan yang tinggi.
Dari sudut pandang sosiologi terlihat bagaimana nilai sikap seseorang mengalami perkembangan; dari sudut pandang kebudayaan di lihat dimana pendidikan itu sebagai cara belajar merupakan budaya; dari sudut pandang masyarakat mengatakan bahwa pendidikan merupakan alat penunjang kehidupan menuju masa depan yang lebih baik; dan dari sudut pandang yang terakhir yaitu sekolah menilai bahwa dialah sebagai objek dari perkembangan pendidikan untuk menuangkan pengetahuan dan perkembangan psikologi seseorang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar