Kamis, 01 Desember 2011

Pendidikan & Hakekat Manusia

Nama              : Zulfina Hidayati
Nim                 : 309422007
Mata Kuliah   : Filsafat Pendidikan

Pendahuluan
Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Dengan perkembangan zaman di dunia pendidikan yang terus berubah dengan signifikan sehingga banyak merubah pola piker pendidik dari pola piker yang awam dan kaku menjadi lebih modern. Hal tersebut sangat berpengaruh dalam kemajuan pendidikan di Indonesia.
Menyikapi hal tersebut, pakar-pakar pendidikan mengkritisi dengan cara mengungkapkan konsep dan teori pendidikan yang sebenarnya untuk mencapai tujuan pendidikan yang sebenarnya.
Kamus bahasa Indonesia, 1991:32 Pendidikan berasal dari kata didik, lalu kata ini mendapat awalan kata me sehingga menjadi mendidik artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.
Menurut bahasa Yunani : pendidikan berasal dari kata Pedagogi yaitu kata paid artinya anak, sedangkan pagogos artinya membimbing sehingga pedagogi dapat diartikan sebagai ilmu dan seni mengajar anak.
Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dari pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Ki Hajar Dewantara menjelaskan tentang pendidikan bahwa pendidikan yaitu, “Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti (karakter, kekuatan bathin), pikiran, dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarakatnya.
John Stuart Mill menjabarkan bahwa pendidikan itu meliputi segala sesuatu yang diajarkan oleh seseorang untuk dirinya atau dikerjakan oleh orang lain untuk dia dengan tujuan mendekatkan dia pada tingkat kesempurnaan.
H. Home menjelaskan proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaina yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada Tuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia.
John Dewey, mengemukakan bahwa pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dikembangkan untuk menghasilakn kesinambungan sosial. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum dewasa dan kelompok dimana dia hidup.
Edgar Dalle bahwa pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui bimbingan, pengajaran, dan latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah yang berlangsung sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik untuk memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tetap untuk masa yang akan datang.
Thompson mengungkapkan bahwa pendidikan adalah pengaruh lingkungan terhadap individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang tetap dalam kebiasaan prilaku, pikiran dan sifatnya.
M. J Longeveled bahwa pendidikan merupakan usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak agar tertuju kepada kedewasaannya, atau lebih tepatnya membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri.
Prof. Richey menjelaskan istilah pendidikan berkenaan dengan fungsi yang luas dari pemeliharaan dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat terutama membawa warga masyarakat yang baru (generasi baru) bagi penuaian kewajiban dan tanggung jawabnya dalam masyarakat.
Ibnu Muqaffa menjelaskan bahwa pendidikan yang kita butuhkan untuk mendapatkan sesuatu yang akan menguatkan semua indera kita seperti makanan dan minuman, dengan yang lebih kita butuhkan untuk mencapai peradaban yang tinggi yang merupakan santaan akal dan rohani.
Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan oleh orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan.
Mendidik adalah membantu anak dengan sengaja (dengan jalan membimbing, membantu dan memberi pertolongan) agar ia menjadi manusia dewasa, susila, bertanggungjawab dan mandiri. Dewasa yang dimaksud adalah:
    - dewasa pedagogis (menyadari dan mengenali diri sendiri atas tanggung jawab sendiri)
    - dewasa biologis (mampu mengadakan keturunan)
    - dewasa psikologis (fungsi kejiwaan telah matang)
    - dewasa sosiologis (telah memenuhi syarat untuk hidup bersama yang telah ditentukan masyarakat)
Ilmu pendidikan diarahkan kepada perbuatan mendidik yang bertujuan. Tujuan itu ditentukan oleh nilai yang dijunjung tinggi oleh seseorang. Sedangkan nilai itu sendiri merupakan ukuran yang bersifat normatif, maka dapat kita tegaskan bahwa ilmu pendidikan adalah ilmu yang bersifat normatif.
Ilmu pendidikan juga memerlukan pemikiran teoritis, yaitu pemikiran yang disusun secara teratur dan sistematis. Suatu sistem terdiri atas komponen-komponen yang disebut sub-sistem. Sebagai suatu sub-sistem pendidikan dapat digambarkan sebagai berikut:
F:\j_files\image012.jpg
PENDIDIKAN adalah tanggung jawab bersama. Setiap kita bertanggung jawab terhadap
pendidikan bangsa ini. Tidak hanya bagi mereka yang terjun di lembaga pendidikan
formal seperti guru, dosen dan sebagainya, tapi semuanya. Pemahaman ini yang harus
tertanam terlebih dahulu.
Pendidikan tidak sama dengan sekolah. Cakupannya luas tak terbatas .Sekolah hanya
satu bagian kecil dari sarana pendidikan. Oleh sebab itu, pendidikan tidak hanya
terpaku pada transfer materi dari guru ke murid. Pendidikan harus utuh dan
menyeluruh, meliputi semua aspek dalam kehidupan seorang muslim. Pendidikan harus
berorientasi pada terbentuknya individu-individu yang memiliki karakter /jati diri
(kepribadian) yang syaamil (lengkap, utuh - menyeluruh).











Pembahasan
Hakikat Pendidikan
Proses pembentukan itu sendiri tidak berjalan seadanya, namun ada kaidah-kaidah tertentu yang harus diperhatikan. Anis Matta dalam “Membentuk karakter Muslim” menyebutkan beberapa kaidah pembentukan karakter sebagai berikut :
1. Kaidah kebertahapan
Proses pembentukan dan pengembangan karakter harus dilakukan secara bertahap.
Orang tidak bisa dituntut untuk berubah sesuai yang diinginkan secara tiba-tiba
dan instant. Namun ada tahapan-tahapan yang harus dilalui dengan sabar dan tidak
terburu-buru. Orientasi kegiatan ini adalah pada proses bukan pada hasil. Proses
pendidikan adalah lama namun hasilnya paten.

2.Kaidah kesinambungan
Seberapa pun kecilnya porsi latihan, yang penting bukanlah di situ, tapi pada
kesinambungannya. Proses yang berkesinambungan inilah yang nantinya membentuk rasa
dan warna berfikir seseorang yang lama-lama akan menjadi kebiasaan dan seterusnya
menjadi karakter pribadinya yang khas.

3.Kaidah momentum
Pergunakan berbagai momentum peristiwa untuk fungsi pendidikan dan latihan.
Misalnya Ramadhan untuk mengembangkan sifat sabar, kemauan yang kuat,
kedermawanan, dan sebagainya.

4.Kaidah motivasi instrinsik
Karakter yang kuat akan terbentuk sempurna jika dorongan yang menyertainya benar-
benar lahir dari dalam diri sendiri. Jadi, proses “merasakan sendiri”, “melakukan
sendiri” adalah penting. Hal ini sesuai dengan kaidah umum bahwa mencoba sesuatu
akan berbeda hasilnya antara yang dilakukan sendiri dengan yang hanya dilihat atau
diperdengarkan saja. Pendidikan harus menanamkan motivasi/keinginan yang kuat dan
“lurus” serta melibatkan aksi fisik yang nyata.

5.Kaidah pembimbingan
Pembentukan karakter ini tidak bisa dilakukan tanpa seorang guru/pembimbing.
Kedudukan seorang guru/pembimbing ini adalah untuk memantau dan mengevaluasi
perkembangan seseorang.
Guru/pembimbing juga berfungsi sebagai unsur perekat, tempat “curhat” dan sarana
tukar pikiran bagi muridnya.
KONSEPSI PENDIDIKAN
Ada beberapa konsep dasar tentang pendidikan, yaitu:
            - Pendidikan berlangsung seumur hidup (lifelong education).
 - Keluarga, masyarakat dan pemerintah bertanggungjawab atas pendidikan.
            - Pendidikan merupakan keharusan.
Pendidikan pada hakekatnya mencakup kegiatan mendidik, mengajar dan melatih. Oleh karena itu pendidikan erat kaitannya dengan pengajaran dan pelatihan.
    Pendidikan   = kegiatan mengolah hati anak didik.
    Pengajaran   = kegiatan mengolah otak anak didik.
    Pelatihan       = kegiatan mengolah lidah dan tangan anak didik.
Kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai usaha mentransformasikan nilai-nilai. Nilai-nilai yang akan ditransformasikan itu mencakup nilai-nilai religi, budaya, pengetahuan, teknologi dan keterampilan. Manusia perlu mendapatkan pendidikan karena:
    - Manusia dilahirkan ke dunia dalam keadaan tidak berdaya.
    - Manusia lahir tidak langsung dewasa.
    - Manusia pada hakekatnya adalah mahkluk sosial.
    - Manusia pada hakekatnya dapat dididik.
Oleh karena itu hanya manusia saja yang dapat memperoleh pendidikan.

UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN
1. Peserta didik
2. Pendidik
3. Tujuan
    Menurut Langeveld, ada beberapa macam tujuan pendidikan.
    a. Tujuan umum/tujuan sempurna= Tujuan yang berakar dari tujuan hidup yaitu membentuk manusia yang dewasa, susila, mandiri, dan bertanggungjawab.
    b. Tujuan tidak sempurna= Tujuan yang mencakup segi-segi tertentu seperti kesusilaan, keagamaan, kemasyarakatan, keindahan, dll.
    c. Tujuan sementara= Tujuan yang merupakan pijakan untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi.
    d. Tujuan perantara= Tujuan yang ditentukan untuk mencapai tujuan sementara.
    e. Tujuan insidental= Tujuan yang berkaitan dengan keadaan dalam proses mencapai tujuan umum.
    f. Tujuan khusus= Pengkhususan dari tujuan umum.
4. Isi pendidikan
Adalah segala sesuatu yang oleh pendidik langsung diberikan kepada peserta didik dan diharapkan untuk dikuasai peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Materi tersebut harus sesuai dengan tujuan pendidikan dan sesuai dengan peserta didik.
5. Metode
6. Lingkungan


Filosofi pendidikan
Pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran.
Bagi sebagian orang, pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti daripada pendidikan formal. Seperti kata Mark Twain, "Saya tidak pernah membiarkan sekolah mengganggu pendidikan saya."
Anggota keluarga mempunyai peran pengajaran yang amat mendalam, sering kali lebih mendalam dari yang disadari mereka, walaupun pengajaran anggota keluarga berjalan secara tidak resmi.

Hakekat Manusia

Dalam kamus bahasa indonesia hakikat adalah intisari atau dasar. Selain itu, hakikat juga memiliki arti sebagai kenyataan yang sebenarnya atau sesungguhnya. Jadi dapat di katakan bahwa yang dimaksud dengan hakikat manusia adalah dasar atau kenyataan dari manusia itu sendiri yaitu :
a. Mahluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
Tubuh adalah materi yang dapat dilihat, diraba, dirasa, wujudnya konkrit tetapi tidak abadi. Jika manusia itu meninggal, tubuhnya hancur dan lenyap. Jiwa terdapat didalam tubuh, tidak dapat dilihat, tidak dapat diraba, sifatnya abstrak tetapi abadi. jika manusia meninggal, jiwa lepas dari tubuh dan kembali ke asalnya yaitu Tuhan, dan jiwa tidak mengalami kehancuran. Jiwa adalah roh yang ada di dalam tubuh manusia sebagai penggerak dan sumber kehidupan.
b. Mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan mahluk lainnya.
Kesempumaannya terletak pada adab dan budayanya, karena manusia dilengkapi oleh penciptanya dengan akal, perasaan, dan kehendak yang terdapat didalam jiwa manusia. Dengan akal (ratio) manusia mampu menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Adanya nilai baik dan buruk, mengharuskan manusia mampu mempertimbangkan, menilai dan berkehendak menciptakan kebenaran, keindahan, kebaikan atau sebaliknya. Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia misalnya :
1) Perasaan intelektual, yaitu perasaan yang berkenaan dengan pengetahuan. Seseorang merasa senang atau puas apabila ia dapat mengetahui sesuatu, sebaliknya tidak senang atau tidak puas apabila ia tidak berhasil mengetahui sesuatu.

2) Perasaan estetis,yaitu perasaan yang berkenan dengan keindahan. Seseorang merasa senang apabila ia melihat atau mendengar sesuatu yang indah, sebaliknya timbul perasaan kesal apabila tidak indah.
3) Perasaan etis, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kebaikan. Seseorang merasa senang apabila sesuatu itu balk, sebaliknya perasaan benci apabila sesuatu itu jahat.
4) Perasaan diri, yaitu perasaan yang berkenaan dengan harga diri karena ada kelebihan dari yang lain. Apabila seseorang memiliki kelebihan pada dirinya, ia merasa tinggi, angkuh, dan sombong, sebaliknya apabila ada kekurangan pada dirinya ia merasa rendah did (minder)
5) Perasaan sosial, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kelompok atau korp atau hidup bermasyarakat, ikut merasakan kehidupan orang lain. Apabila orang berhasil, ia ikut senang, apabila orang gagal, memperoleh musibah, ia ikut sedih.
6) Perasaan religius, yaitu perasaan yang berkenaan dengan agama atau kepercayaan. Seseorang merasa tentram jiwanya apabila ia tawakal kepada Tuhan, yaitu mematuhi segala perintah – Nya dan menjauhi larangan – Nya.

c. Mahluk biokultural, yaitu mahluk hayati yang budayawi
Manusia adalah produk dari saling tindak atau interaksi faktor-faktor hayati dan budayawi.
d. Mahluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan tekologi mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya
Soren Kienkegaard seorang filsuf Denmark pelopor ajaran “eksistensialisme” memandang manusia dalam konteks kehidupan konkrit adalah mahluk alamiah yang terikat dengan lingkungannya (ekologi), memiliki sifat-sifat alamiah dan tunduk pada hukum alamiah pula.

Sunber : google.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar